Beritakota.id, Jakarta – Meinhardt Indonesia memasuki babak baru dalam perjalanannya yang ke-50 tahun. Kehadirannya,  menegaskan diri sebagai mitra strategis pembangunan kota dan infrastruktur Indonesia. Sebagai sebuah perusahaan konsultan rekayasa teknik multidisiplin internasional terkemuka, mereka menyediakan layanan desain, rekayasa, dan manajemen proyek dari awal hingga akhir untuk berbagai sektor seperti bangunan, infrastruktur, dan transportasi. Perusahaan ini merupakan bagian dari Meinhardt Group, sebuah konsultan teknik global yang didirikan pada tahun 1955 di Australia dan memiliki kantor di berbagai negara di dunia.

Dalam perayaan “50th Golden Jubilee” ini bukan hanya menandai setengah abad eksistensi perusahaan, tetapi juga menjadi momentum memperkuat komitmen untuk menghadirkan solusi teknik yang inovatif, berkelanjutan, dan inklusif.

Sejak berdiri pada 1975, Meinhardt Indonesia telah menorehkan jejak di lebih dari 3.000 proyek multidisiplin di seluruh penjuru negeri—mulai dari kawasan perkotaan, kawasan industri, pelabuhan, hingga bangunan ikonik. Menara Astra, Mori Tower, Trinity Tower, Anandamaya Residence, Fairmont Hotel & Service Apartment Jakarta, AI Data Centres, Pepsico Snack Plant, hingga pengembangan kawasan PIK 2 CBD, merupakan sebagian kecil dari karya yang meneguhkan reputasi Meinhardt sebagai konsultan teknik berskala global dengan sentuhan lokal.

“Lima dekade perjalanan ini adalah bukti dedikasi kami menciptakan solusi teknik yang efisien, inovatif, dan berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan,” tegas Djinadi Gunawan, Managing Director Meinhardt Indonesia, dalam perayaan di Jakarta (26/9/2025).

Baca juga :Kementerian PU Gerak Cepat Rehabilitasi Gedung Brebes Pasca Kerusakan

Ia menambahkan bahwa perusahaan kini siap melangkah ke fase investasi strategis yang lebih besar di sektor infrastruktur nasional, khususnya dalam pengembangan energi hijau, infrastruktur perkotaan, dan pusat data (data centre) selama tiga tahun ke depan. Targetnya, Meinhardt membidik pertumbuhan nilai kontrak 30% per tahun dan portofolio proyek strategis hingga USD 2 miliar per tahun dalam lima tahun mendatang.

Kiprah Meinhardt tidak bisa dilepaskan dari kemitraannya dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Menteri PU Dody Hanggodo menilai kehadiran Meinhardt sebagai contoh kemitraan strategis sektor swasta yang mendukung kebijakan nasional.

“50 tahun adalah kisah tentang jejak membangun kota, jembatan, dan gedung yang menjadi simbol kemajuan bangsa. Meinhardt bukan hanya konsultan, tetapi mitra perjalanan Indonesia menuju masa depan dengan teknologi mutakhir dan perencanaan presisi,” ujar Dody.

Sinergi ini sejalan dengan berbagai program strategis pemerintah, melakukan pembangunan infrastruktur berkelanjutan untuk mitigasi iklim dan efisiensi energi berbasis prinsip ESG. Menjalin kerjasama dengan pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai kerjasama lebih dari Rp563,39 triliun selama 10 tahun terakhir. Proyek ini mencakup penyediaan air minum, pengelolaan persampahan, pengembangan jalan tol, hingga pembangunan jembatan nasional.

Meinhardt Indonesia menerjemahkan komitmen infrastruktur hijau ke dalam praktik nyata di setiap tahap proyek—mulai dari desain awal hingga pengawasan konstruksi. Pendekatannya bukan hanya sekadar menambahkan elemen ramah lingkungan, tetapi mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam kerangka teknik dan manajemen proyek.

Penerapan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) yang mensyaratkan minimal 30% ruang terbuka hijau di setiap kota, sejalan dengan kebijakan Kementerian PU. Perusahaan juga melakukan integrasi desain secara inklusif agar infrastruktur dapat diakses seluruh kelompok masyarakat. Meinhardt secara aktif merancang area publik, taman, dan jalur hijau untuk meningkatkan kualitas udara, menurunkan suhu lingkungan, dan mendukung keanekaragaman hayati perkotaan.

Dalam rencana pengembangannya, pada lima dekade berikutnya, Meinhardt Indonesia akan fokus pada pembangunan bangunan rendah karbon dan kota pintar (smart city). Integrasi teknologi digital dalam perencanaan, monitoring, dan manajemen proyek. Penyediaan solusi desain yang mendukung infrastruktur hijau, efisien, dan tahan terhadap perubahan iklim.

Demi menciptakan bangunan rendah karbon, Meinhardt mengutamakan material dan sistem konstruksi. Pemilihan material daur ulang atau rendah emisi dilakukan misalnya baja daur ulang, beton ramah lingkungan. Penggunaan teknologi pra-fabrikasi untuk mengurangi limbah konstruksi dan konsumsi energi di lapangan.Perencanaan struktur yang memungkinkan efisiensi energi jangka panjang, misalnya melalui orientasi bangunan untuk memaksimalkan cahaya alami.

Dalam berbagai proyek komersial dan residensial, Meinhardt mengacu pada standar Green Building Council Indonesia (GBCI), LEED, dan EDGE untuk memastikan bangunan memenuhi kriteria hemat energi, hemat air, dan memiliki kualitas udara dalam ruangan yang sehat. Dilakukan dengan menempatkan sistem pendingin udara dengan teknologi hemat energi.  Pemasangan panel surya untuk suplai sebagian kebutuhan listrik. Sistem pengolahan air hujan dan daur ulang air limbah.

Pada proyek-proyek kawasan seperti PIK 2 CBD Development dan AI Data Centres, Meinhardt mengintegrasikan teknologi digital untuk pengelolaan energi, transportasi, dan utilitas secara real-time. Smart grid untuk pengaturan distribusi listrik. Transport planning yang mendukung kendaraan listrik dan jaringan transportasi publik rendah emisi. Serta penggunaan sensor Internet of Things (IoT) untuk pemantauan kualitas udara dan efisiensi energi.

Sebagai salah satu fokus investasi strategis, Meinhardt menekankan sistem pendinginan hemat energi dan pemanfaatan energi terbarukan di pusat data, yang dikenal sebagai fasilitas dengan konsumsi energi sangat tinggi.

Meinhardt tidak hanya menargetkan hasil akhir hijau, tetapi juga memastikan seluruh proses pembangunan menerapkan Environmental, Social, and Governance (ESG). Mereka memastikan rantai pasokan yang ramah lingkungan. Termasuk dalam hal ini adalah memberdayakan tenaga kerja lokal untuk menciptakan nilai sosial serta menggunakan transparansi laporan keberlanjutan dalam setiap proyek besar.

Melalui pendekatan holistik dan berbasis data, Meinhardt Indonesia membuktikan bahwa infrastruktur hijau bukan hanya konsep, melainkan investasi jangka panjang yang meningkatkan efisiensi biaya, memperpanjang umur bangunan, dan menciptakan kota yang lebih sehat bagi masyarakat.

Dengan jejaring global yang luas dan keahlian multidisiplin—mulai dari engineering MEP, struktural, facade, hingga transport planningMeinhardt berambisi terus menjadi pionir pembangunan kota Indonesia yang tangguh, modern, dan ramah lingkungan.

Bagi Perusahaan, setengah abad perjalanan bukan hanya catatan sejarah, tetapi komitmen berkelanjutan untuk menciptakan infrastruktur yang tidak sekadar kokoh secara fisik, tetapi juga membawa manfaat sosial, ekonomi, dan ekologis bagi generasi mendatang. (Lukman Hqeem)