Beritakota.id, Jakarta –  Bisnis penjualan langsung atau direct selling (multi level marketing) dalam negeri diyakini memiliki prospek yang cukup cerah dan akan semakin berkembang. Hal itu diutarakan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penjualan Langsung Indonesia (AP2LI), Andrew Susanto dalam bincang-bincang santai kepada redaksi beritakota.id belum lama ini.

Andrew mengatakan geliat industri penjualan langsung dalam negeri terus bertumbuh terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Ketika banyak perusahaan menutup usahanya lain halnya dengan industri penjualan langsung yang terus bertumbuh.

“Dari Februari saja ada 86 anggota yang sudah bergabung. Namun ketika pandemi ini kami menambah anggota baru dan total mencapai 120 anggota perusahaan.  Jadwal verifikasi perusaahan mencapai 80 persen di masa pandemi. Berarti ini ada penambahan signifikan ketika mereka menutup perusahaan justru kami terus menambah perusahaan baru,” ungkapnya.

Sistem penjualan langsung menjadi pilihan usaha di saat krisis ekonomi melanda negeri. Hal ini mengingat penjualan langsung menjadi pilihan berwirausaha dengan modal minimal.  Industri penjualan langsung ujarnya, mempunyai ciri yang unik karena syaratnya mudah usia 18 tahun punya KTP, punya tekad dan kemauan untuk menjalankan bisnis. Serta plusnya adalah perusahaan mau mengadakan pendidikan dan mentoring secara berkala untuk berhasil di usaha ini.

Anda tak perlu takut tidak bisa menjalankan bisnis produk penjualan langsung, karena hanya di industri ini semuanya bisa  diadakan pelatihan bisnis secara gratis dan dimentoring. “Di masa pandemi banyak orang OTG alias orang tanpa gaji karena banyak usaha yang tutup. Nah, bisnis penjualan langsung menjadi alternatif perekonomian bagi mereka yang kehilangan pekerjaan,” ucapnya.

Selain peluang penjualan langsung yang kian prospektif, pihaknya juga berkeinginan untuk membawa perusahaan penjualan langsung lokal bercokol di kancah internasional. Ia pun menyayangkan hampir 40 tahun industri penjualan langsung berada di Indonesia belum satu pun industri lokal jaya di negeri sendiri bahkan terkenal di mancanegara.

Industri penjualan langsung ini telah ada sejak tahun 1984 dan saat ini. Namun, belum satu pun perusahaan lokal di bidang penjualan langsung yang menapaki peringkat pertama. Berdasarkan riset yang pernah dilakukan Kementerian Perdagangan dari sepuluh perusahaan penjualan langsung satu sampai tiga di duduki perusahaan penjualan langsung luar dan perusahaan lokal di peringkat keempat.

“Menurut saya ini tugas asosiasi untuk tumbuh kembangkan setidaknya ada satu perusahaan rangking satu di Indonesia dan terkenal di mancanegara. Nah ini mesti kita kejar karena waktu 40 tahun itu waktu yang lama. Sudah saatnya kita menunjukan keberpihakan kepada industri lokal,” pungkasnya.

Contoh china, mereka bisa maju dan luar biasa itu karena pemerintah dan asosiasinya berpihak kepada perusahaan lokal. Seperti diketahui China pernah meniru mobil  BMW besutan asal Eropa tersebut, namun keberpihakan dari pemerintah mereka menjiplak dan pengadilan memutuskan adanya perbedaan lampu sein. Dari peristiwa ini bisa diambil pelajaran bahwa teknologi itu tidak bisa dikasih melainkan harus dicuri. Hampir setiap negara saling curi teknologi seperti Rusia, Turki, Amerika begitu pun dengan China.

“Tapi yang jadi fokus yaitu political will dari kita semua baik pemerintah begitu pun stakeholder lainnya seperti asosiasi seperti ini. Seperti halnya perusahaan penjualan langsung yang terkemuka MW tidak mungkin kita minta ke mereka untuk kasih ke ruang ke kita melainkan ada keberpihakan untuk memajukan perusahaan penjualan lokal sendiri,” sebutnya.

Lantas keberpihakan seperti apa yang diberikan AP2LI untuk industri penjualan langsung lokal? Di anggota AP2LI saat ini 90 persennya perusahaan lokal dan sisanya perusahaan luar. Tak hanya itu pihaknya memberikan fasilitas kemudahan perizinan. Terlebih saat ini kemudahan perizinan bisa didapatkan secara online melalui Online Single Submission (OSS) itu untuk perizinan umumnya tapi kalau untuk industri penjualan langsung harus mendapatkan pengesahan penerbitan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung (SIUPL) bagi Multi Level Marketing dan dapat verifikasi dari asosiasi sebagai wadah perusahaan penjualan langsung.

Asosiasi kami juga mendorong perusahaan-perusahaan memakai produk dalam negeri untuk dipasarkan perusahaannya kemudian memperlunak regulasi bagi pengusaha. Tak kalah pentingnya, tugas dan fungsi asosiasi memberikan edukasi kepada masyarakat sisi positif industri penjualan langsung. Bencmark negatif ujarnya masih ditemui di masyarakat yang beranggapan MLM kerap dikaitkan dengan skema ponzi. Padahal banyak usaha-usaha berkedok ponzi itu memakai industri penjualan langsung sebagai kedoknya.

AP2LI ujarnya mengedukasi masyarakat melalui program AP2LI award sebagai program andalan dalam usaha semakin mendekatkan industri penjualan langsung di tengah kepercayaan masyarakat.  Ada juga webinar seputar MLM dan program  di televisi.

Terjun di Bisnis MLM Sejak Kuliah

Apa yang menjadi ketertarikan terjun di bisnis MLM? ini berawal dari orang tuanya yang selalu disodorkan untuk masuk dalam bisnis MLM oleh seorang ibu-ibu yang orang tuanya juga tidak kenal.

Karena kondisi perekonomian keluarga yang kurang baik pada waktu itu dan untuk bisa melanjutkan kuliah yang membutuhkan biaya yang mahal tidak ada pilihan baginya untuk mencoba bisnis MLM yang ditawarkan orang tuanya untuk dipasarkan.

Berawal dengan modal 100 ribu Rupiah dia bergabung dengan Mei Hwa dari Malaysia. Pada tahun 1998 dia bergabung dengan sebagai mitra usaha penjualan langsung Amway dan dengan kerja kerasnya di Amway dia berhasil mendapat Peringkat Platinum. Pada tahun 2004 mejadi salah satu pemasok produk local untuk Amway di Indoensia.

Dengan berjalannya waktu pada tahun 2014 dia pun menjadi Advisor untuk perusahaan penjualan langsung MCI dan sejak tahun 2018 sampai sekarang sebagai Direktur Eksekutif di Perusahaan Longrich Indonesia.