Beritakota.id, Surabaya – Pemerintah memang telah membuka fase normal baru di tengah pandemi Covid-19 untuk kembali menggerakkan roda perekonomian yang selama ini tertahan. Pun begitu, beralihnya fase PSBB ke fase normal baru sepertinya tidak akan berpengaruh besar pada pemasukan para pelaku usaha wedding organizer/ WO.
Sebab, pemerintah masih melarang resepsi pernikahan yang menjadi lahan bisnis mereka karena mengundang banyak orang. Namun debagai pelaku bisnis, inovasi dan kreativitas harus tetap diciptakan agar tetap survive.
Seperti yang diungkapkan Veni Laksono selaku Director of Celtic Wedding Organizer pada webinar yang diselenggarakan Kadin Kota Surabaya dengan tema ‘Masa Depan Bisnis Wedding dan Event Organizer di era New Normal’ di Surabaya, Kamis (27/6/2020).
“Jujur, kondisi ini bikin kami down. Awalnya kami sangat pede bahwa kondisi ini akan bisa pulih dalam dua bulan. Tapi ternyata tidak. Namun saya selalu menyemangati teman-teman, bahwa tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau berusaha,” jelasnya.
Dia yakin bahwa bisnis yang digelutinya tetap dibutuhkan masyarakat, khususnya di Indonesia. Pasalnya, mereka memiliki banyak even mulai dari kelahiran, pernikahan, ulang tahun dan sebagainya.
Kreativitas itu pun muncul, dimana di saat kerumunan banyak orang dilarang di masa pandemi, teknologi menjadi solusi.
“Kami pun memunculkan konsep di mana calon pengantin tetap bisa melakukan akad nikah, namun tetap mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah, atau juga dengan menggelar virtual wedding,” papar Veni.
Pihaknya juga menawarkan konsep seperti drive thrue wedding hingga drive in wedding.
Khusus konsep acara drive thru, banyak diminati calon pengantin, karena cukup simpel dan jumlah undangan bisa dikondisikan. “Masalahnya, kita juga harus bisa membatasi jumlah tamu atau kendaraan yang lewat. Karena tamu undangan tak turun mobil, hanya menyapa pengantin dari mobil, sementara makanan bisa dibawa pulang,” jelasnya.
Sementara untuk drive in wedding, pihaknya mesti memilih venue yang luas, karena pada konsep ini, tamu undangan bisa melihat acara resepsi atau penganten melalui layar seperti bioskop dari dalam mobil yang diparkir. Sementara makanan diantar oleh kru WO.
“banyak cara yang kita bisa lakukan, selain konsep tersebut di atas juga yang ngetren adalah adalah gelaran resepsi ditayangkan secara live di kanal YouTube dan kita beri link di undangan,” beber Veni.
Konsep-konsep tersebut diakuinya diharapkan mampu membangkitkan bisnis pernikahan yang sempat terpuruk saat virus corona mewabah. Seperti diketahui, banyak calon pengantin yang memutuskan untuk menunda hingga membatalkan acara resepsi pernikahan, untuk mencegah penyebaran virus corona.
Bagaimana dengan mereka yang sudah memberikan uang muka namun harus dibatalkan, Veni mengungkapkan, pihaknya sangat terbuka bagi klien untuk menunda acara hingga tahun depan.
“Kita juga mengajak para vendor untuk program book now party letter. Jadi bisa booking sekarang untuk even kapan saja dengan harga mengikat saat ini,” ungkapnya.
Meski demikian, Veni menjamin protokol kesehatan tetap diberlakukan baik terhadap fasilitas di lokasi even maupun kru WO. “Jadi mulai tempat cuci tangan atau hand sanitizer, thermo gun, hingga kru yang memakai face shield. Dan tamu atau semua yang terlibat wajib memakai masker,” tuturnya.
Veni pun berharap di masa new normal kali ini, pemerintah bisa memberikan kelonggaran dengan pemberian izin perhelatan resepsi dengan protokol yang ditetapkan. “Namun bagi kami sendiri, selaku pebisnis, harus tetap semangat. Jangan berhenti berkarya karena semua tak sia-sia,” ujarnya.