Beritakota.id, Tegal – Para relawan pendukung calon gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfi yang tergabung dalam Balane Abahe, mulai melakukan langkah-langkah strategis. Selain banyak memasang poster dan baliho di jalan raya untuk sosialisasi sosok Ahmad Lutfi, kelompok ini juga bergerak dan melakukan pemberdayaan pada pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Tegal, jumlahnya setidaknya mencapai 2.500 UMKM.
Pada Selasa (08/10/2024), Balane Abahe melakukan konsolidasi dengan sejumlah pelaku usaha tersebut di GOR Ekoproyo, Talang Tegal. Ratusan orang hadir dalam kegiatan yang turut dihadiri oleh Ahmad Lutfi secara langsung ini.
Menurut Ketua Balane Abahe, Haji Rohman Anang bahwa mereka kini telah memiliki jaringan hingga ke desa-desa dari 18 kecamatan yang ada di kabupaten Tegal. Konsolidasi yang intensif terus dilakukan Anang untuk memenangkan mantan Kapolda Jawa Tengah ini menjadi Gubernur Jawa Tengah dalam pilgub yang akan datang.
Ketika Ahmad Luthfi dapat terpilih menjadi Gubernur Jawa Tengah, Anang berharap beliau bisa menghadirkan lebih banyak UMKM berkembang dan maju. Selain itu, ada perhatian khusus berupa pelatihan, bantuan peralatan maupun modal usaha bagi pelaku UMKM.
Ditegaskan olehnya, “Semua orang kini bisa menjadi pengusaha dan pebisnis di era digital. Balane Abahe kini siap untuk mendorong para pelaku usaha IKM dan UMKM menembus pasar global. Produk-produk mereka kini bisa langsung dinikmati konsumen bukan hanya di tingkat domestik dan nasional saja namun juga internasional. Seperti makanan, perhiasan, produk fesyen, dan lainnya. Produk-produk tersebut bisa menembus pasar luar negeri setelah mereka melakukan berbagai upaya dan kerja keras, diantaranya dengan mengikuti pameran di luar maupun dalam negeri.
“Kami tidak hanya sekedar memasang banner saja, tapi ada program-program yang sifatnya pemberdayaan mulai dari permodalan sampai pelatihan. Sejauh ini, jumlah UMKM yang siap bergabung dengan Relawan Balane Luthfi sesuai data sekitar 2.500 pelaku usaha, dan akan terus bertambah karena kami menyasar sampai ke desa-desa,” ungkap Anang.
Berbeda dengan UKM, Industri Kecil Menengah (IKM) biasanya berpusat pada bidang produksi dan sektor industri. Termasuk dalam hal ini adalah industri logam, yang merupakan tulang punggung pembangunan nasional.
Menurut Anang, terdapat masalah utama yang dihadapi pengusaha logam seperti keterbatsan akses pada teknologi mutakhir dan kenaikan harga bahan baku. Ini mengakibatkan rendahnya daya saing produk lokal di pasar global.
Ia menambahkan, agar para pelaku usaha UMKM diberikan perhatian khusus, bisa berupa pelatihan maupun bantuan peralatan dan modal usaha. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM menjadi kunci penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mampu membuka lapangan pekerjaan.
Mengutip laporan “Digitalisasi UMKM: Kunci Pertumbuhan Inklusif Perekonomian Indonesia” disusun bersama Blibli, Litbang Kompas, dan Boston Consulting Group, menaja UMKM sebagai pilar ekonomi nasional berkat kontribusinya terhadap 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB), bahkan 99 persen bisnis di Indonesia merupakan UMKM.
Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi berupa website, baik IKM dan UMKM dapat menjangkau konsumen secara lebih luas, hingga ke pasar global. Balane Abahe siap mengawal menuju kesana, pungkasnya.