Kolaborasi Pemerintah dan Pesantren: Doa Bersama untuk Anak Sehat dan Aman Digital

Sekitar 30.000 peserta memadati kompleks Pondok Pesantren Al Baghdadi, Rengasdengklok, Karawang, dalam acara bertajuk “Doa Bersama untuk Generasi Sehat di Era Digital” pada Sabtu, 17 Mei 2025. (Beritakota.id/Herman Effendi)
Sekitar 30.000 peserta memadati kompleks Pondok Pesantren Al Baghdadi, Rengasdengklok, Karawang, dalam acara bertajuk “Doa Bersama untuk Generasi Sehat di Era Digital” pada Sabtu, 17 Mei 2025. (Beritakota.id/Herman Effendi)

Beritakota.id, Karawang – Sekitar 30.000 peserta memadati kompleks Pondok Pesantren Al Baghdadi, Rengasdengklok, Karawang, dalam acara bertajuk “Doa Bersama untuk Generasi Sehat di Era Digital” pada Sabtu, 17 Mei 2025. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Komunikasi dan Digital dengan Pondok Pesantren Al Baghdadi, sebagai momentum strategis untuk menguatkan dua program nasional unggulan: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Peraturan Pemerintah (PP) TUNAS yang fokus pada perlindungan anak di ruang digital.

Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Direktur Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Digital Bambang Dwi Anggono, serta perwakilan Pusat Studi dan Kebijakan Pendidikan, Ust. Adithiya Warman Jaelani. Turut hadir pula sejumlah tokoh publik seperti Opie Kumis dan Bopak Castello yang menyuarakan dukungan terhadap program-program nasional tersebut.

Dalam sambutannya, Dadan Hindayana menegaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis merupakan langkah nyata pemerintah dalam membangun generasi Indonesia yang sehat, kuat, dan berdaya saing. Program ini menyasar pelajar dari jenjang PAUD hingga SMA, serta para santri di pesantren-pesantren seluruh Indonesia.

Baca Juga: Demi Internet Murah, Komdigi Buka Lelang Pita Frekuensi 1,4 Ghz

“Sebanyak 30.000 pesantren yang menaungi sekitar 5 juta santri telah kami data sebagai penerima manfaat. Kami akan membangun infrastruktur layanan gizi di pesantren besar, dan merancang sistem adaptif agar pesantren kecil juga dapat melayani sekolah-sekolah di sekitarnya,” jelas Dadan.

Program MBG tidak hanya fokus pada aspek kesehatan, tetapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi lokal. Pemerintah berkomitmen melibatkan masyarakat sebagai penyedia bahan pangan dan tenaga kerja, sehingga manfaat program turut dirasakan dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar.

Sementara itu, Direktur Komunikasi Publik yang akrab disapa Ibenk menyoroti pentingnya regulasi PP TUNAS dalam memperkuat perlindungan anak di era digital. Ia menekankan bahwa perkembangan teknologi harus dibarengi dengan peningkatan literasi digital dan perlindungan terhadap generasi muda.

“Hingga Mei 2025, Program MBG telah menjangkau 3,4 juta penerima di 1.200 lokasi. Target kami adalah menjangkau 82,9 juta penerima hingga akhir tahun ini. Ini adalah bukti konkret kepedulian negara terhadap kesehatan dan masa depan anak-anak Indonesia,” ujar Ibenk.

Ia juga mengajak orang tua dan masyarakat untuk aktif menciptakan lingkungan digital yang aman dan mendidik. “Cyberbullying dan konten negatif dapat merusak karakter anak bangsa. Perlindungan digital bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama,” tegasnya.

Kegiatan doa bersama ini menjadi simbol sinergi antara pemerintah, pesantren, tokoh masyarakat, dan warga. Selain menjadi sarana sosialisasi program nasional, acara ini juga menjadi momen reflektif dan spiritual untuk memperkuat persatuan serta kepedulian terhadap masa depan generasi muda Indonesia.

Melalui doa dan semangat gotong royong, pemerintah optimistis akan lahir generasi yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia siap menghadapi tantangan global di era digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *