Beritakota.id, Jakarta – Pada perdagangan tanpa arah, harga emas di perdagangkan sekitar $3.380 per troy ons. Harga bertahan selama tiga hari berturut-turut. Emas telah melemah sepanjang paruh pertama hari itu karena indeks Asia dan Eropa menguat tanpa adanya berita negatif, yang membebani permintaan Emas.
Namun, pasangan XAU/USD tetap berada dalam level yang familiar. Permintaan terhadap Dolar AS masih tetap rendah di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga mulai September. Ini yang membuat harga emas tetap tinggi.
Lebih-lebih dengan tidak adanya berita yang relevan, para pelaku pasar terus menitik beratkan perhatian mereka dan mencerna kembali laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang suram saat dirilis Jumat lalu. Angkanya menghapus kekhawatiran terkait pasar tenaga kerja yang ketat. Selain itu, komentar dari pejabat Fed memberikan tekanan pada Dolar AS setelah pembukaan Wall Street semalam.
Baca juga : Harga Emas Kesulitan Untuk Menguat, Permintaan Menurun
Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari, mengisyaratkan dua kali pemotongan suku bunga tahun ini karena perlambatan ekonomi AS saat ini. Dalam wawancara dengan CNBC, Kashkari mengatakan mungkin masih tepat untuk mulai menyesuaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat, karena Fed perlu merespons perlambatan ekonomi.
Eksekutif Fed lainnya, Mary Daly menyampaikan pernyataan serupa, ia mengatakan waktu untuk pemotongan suku bunga sudah dekat dan mereka mungkin membutuhkan lebih dari dua kali pemangkasan. Sejumlah pernyataan dari berbagai pejabat Fed akan menyusul kemudian.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump meningkatkan ketegangan dengan India. Gedung Putih mengenakan tarif tambahan sebesar 25% kepada raksasa Asia tersebut, menaikkan tarif menjadi 50%.
“Saya mendapati bahwa Pemerintah India saat ini secara langsung maupun tidak langsung mengimpor minyak Federasi Rusia,” kata Presiden.
“Oleh karena itu, dan sesuai dengan hukum yang berlaku, barang-barang dari India yang diimpor ke wilayah pabean AS akan dikenakan tarif bea ad valorem tambahan sebesar 25%,” tambahnya.
Hari Kamis ini akan menjadi hari pengumuman kebijakan moneter Bank of England (BoE). Diyakini mereka akan memangkas suku bunga dari 4,25% saat ini menjadi 4,0% meskipun inflasi berada pada level tertinggi dalam satu tahun. Selain itu, ada juga laporan Neraca Perdagangan Cina dan Ekspektasi Inflasi dari Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ). (Lukman Hqeem)