Beritakota.id, Jakarta – Bursa saham AS di Wall Street menunjukkan kinerja yang beragam meskipun mereka bisa memecahkan rekor tertinggi. Nasdaq 100 naik 0,35% ke rekor penutupan baru, sementara S&P 500 dan Dow Jones tertekan oleh kejatuhan raksasa farmasi Eli Lilly. Produsen obat spesialis penurunan berat badan ini sahamnya harus anjlok 14,1% setelah data uji klinis yang mengecewakan untuk perawatan obesitas oralnya, meskipun proyeksi setahun penuh telah dinaikkan.
Apple memberikan dukungan krusial bagi Nasdaq dengan kenaikan 3,2%, diuntungkan oleh tarif semikonduktor baru Trump yang secara khusus mengecualikan perusahaan teknologi besar yang berbasis di AS. Pendekatan selektif terhadap kebijakan perdagangan ini menyoroti kalkulasi politik yang kompleks yang kini memengaruhi pergerakan pasar di seluruh sektor teknologi.
Indikasi pasar secara luas menunjukkan tanda-tanda kelelahan setelah reli yang didorong oleh pendapatan baru-baru ini, dengan saham-saham yang turun di NYSE melebihi jumlah saham yang naik. Fortinet mencontohkan tantangan yang dihadapi beberapa perusahaan teknologi, anjlok 22% karena proyeksi ke depan yang lemah, sementara Intel turun 3,1% di tengah laporan bahwa Trump menuntut pengunduran diri CEO tersebut terkait hubungannya dengan Tiongkok.
Klaim pengangguran mingguan naik menjadi 226.000, menandai level tertinggi dalam satu bulan dan sedikit melampaui ekspektasi. Meskipun pasar tenaga kerja relatif tangguh, kenaikan ini memberikan poin data lain bagi para pejabat Federal Reserve (Fed) untuk dipertimbangkan saat mereka mengkalibrasi kebijakan moneter.
Nominasi Stephen Miran oleh Presiden Trump ke dewan The Fed, di samping spekulasi tentang Christopher Waller sebagai calon pengganti ketua The Fed, menandakan tekanan berkelanjutan untuk kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Kedua penunjukan tersebut kemungkinan akan mendukung penurunan suku bunga lebih lanjut, menciptakan tekanan pelemahan dolar tambahan.
Baca juga : Lapangan Kerja AS Kokoh, Wall Street Menguat
Pergeseran sikap dovish The Fed ini sangat kontras dengan pendekatan BoE yang lebih hati-hati, yang berpotensi mendukung penguatan pound lebih lanjut meskipun terjadi penurunan moderat hari ini.
Kebijakan tarif Trump yang semakin meningkat, yang kini mendorong bea masuk impor ke level tertinggi sepanjang sejarah, menambah kompleksitas dinamika pasar. Penerapan langkah-langkah ini secara selektif menciptakan sektor yang menguntungkan dan merugikan, sehingga membutuhkan pemilihan saham yang cermat dalam kondisi saat ini.
Laba perusahaan menunjukkan hasil yang beragam, dimana GlaxoSmithKline (GSK) menguat setelah pembayaran penyelesaian sebesar $370 juta dari CureVac, sementara TBC Bank turun 11% meskipun hasil yang tampaknya solid. (Lukman Hqeem)