Beritakota.id, Jakarta – Di tengah tingginya angka kemiskinan dan stunting di Indonesia, harapan baru muncul melalui peningkatan literasi. Dalam Forum Perpustakaan Khusus yang digelar di Gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar, menegaskan bahwa literasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan bangsa.
“Literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis. Lebih dari itu, literasi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, dan menafsirkan informasi,” jelas Adin, merujuk pada definisi UNESCO.
“Dengan literasi yang kuat, masyarakat mampu berpikir kritis, menilai, dan menciptakan, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya.
Perpusnas Gencarkan Inovasi dan Kolaborasi
Perpusnas tak tinggal diam. Sesuai dengan slogan “Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa,” berbagai inovasi terus digencarkan. Adin memaparkan sejumlah program unggulan seperti perpustakaan keliling, hibah Bahan Bacaan Bermutu ke 10.000 lokus, Pojok Baca Digital (Pocadi), Gerakan Indonesia Membaca, Relawan Literasi Masyarakat (Relima), dan KKN Tematik Literasi.
“Perpustakaan dan pustakawan harus mampu memberikan informasi terapan yang bisa dipraktikkan oleh masyarakat. Ini adalah bagian dari hak masyarakat untuk memperoleh informasi,” tegas Adin. Kolaborasi menjadi kunci, dan dukungan datang dari berbagai pihak.
Kementerian dan Universitas Turut Andil
Kepala Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian, Eko Nugroho Dharmo Putro, sependapat akan pentingnya kolaborasi. Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian di Bogor, bergerak di lapangan memberikan literasi kepada penyuluh dan petani untuk mendukung swasembada pangan.
Sementara itu, Kepala Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Pelita Harapan, Dhama Gustiar Baskoro, menegaskan bahwa literasi informasi adalah strategi untuk meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas perpustakaan khusus, serta sebagai dasar pembuatan kebijakan dan layanan literasi publik.
Dampak Nyata Penguatan Literasi
Pustakawan Kementerian Kesehatan, Jeni Helen Chronika, berbagi pengalaman bagaimana penguatan literasi informasi berdampak nyata di Perpustakaan Kemenkes. “Angka kunjungan meningkat, koleksi lebih banyak dimanfaatkan, jenis layanan bertambah, perpustakaan terlibat dalam kegiatan strategis organisasi, dan jumlah paket informasi meningkat,” ungkapnya.
“Penguatan literasi informasi terbukti meningkatkan mutu layanan perpustakaan. Pustakawan kini bukan hanya pengelola koleksi, tetapi juga fasilitator informasi dan dukungan kebijakan. Pelatihan berkelanjutan menjadi kunci transformasi perpustakaan menjadi pusat pengetahuan strategis,” pungkas Jeni.