Beritakota.id, Bali- Provinsi Bali dilanda banjir bandang yang memilukan akibat curah hujan ekstrem yang mengguyur sejak Selasa (9/9/2025) hingga Rabu (10/9/2025). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bergerak cepat menangani dampak bencana yang telah merenggut nyawa dan menyebabkan kerusakan infrastruktur.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa banjir disebabkan oleh curah hujan yang luar biasa tinggi. “Data dari BMKG menunjukkan curah hujan mencapai 385mm dalam 24 jam di beberapa titik di Bali,” ungkap Muhari kepada awak media.

“Intensitas curah hujan ini sangat ekstrem, setara dengan curah hujan satu bulan normal yang turun dalam satu hari,’’ ungkapnya.

Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama satu pekan untuk mempermudah penanganan dampak banjir. Bencana ini meluas di setidaknya enam kabupaten/kota, yaitu Denpasar, Jembrana, Gianyar, Badung, Klungkung, dan Tabanan.

“BNPB akan terus melanjutkan penanganan untuk mengatasi dampak banjir,” tegas Muhari. Operasi pencarian korban hilang diharapkan berjalan lancar mengingat BMKG memprakirakan puncak curah hujan telah lewat.

Tragisnya, banjir di Bali telah menelan korban jiwa. Hingga berita ini diturunkan, sembilan orang dinyatakan meninggal dunia, dan enam lainnya masih hilang. BNPB mencatat setidaknya 620 orang dari 202 Kepala Keluarga (KK) terdampak langsung akibat banjir ini.

Kepala BNPB, Suharyanto, menyatakan komitmen penuh untuk menangani bencana ini. “Kami akan menerjunkan 400-600 personel untuk mencari korban hilang dan membersihkan material sisa banjir,” ujarnya.

BNPB juga telah menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa kebutuhan dasar bagi para korban banjir, serta perlengkapan untuk membersihkan sisa banjir seperti pompa, genset, dan peralatan lainnya. Nilai bantuan yang dikucurkan mencapai Rp1 miliar.

“Peristiwa ini menimbulkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa,” tambah Suharyanto. BNPB berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat Bali dalam masa sulit ini dan berupaya semaksimal mungkin untuk pemulihan pasca-bencana.