Beritakota.id, Jakarta – Industri film horor Thailand kembali memamerkan taringnya dengan kehadiran film terbaru yang sangat dinanti, “Tharae; The Exorcist” (2025). Film ini, yang mengusung genre horor supranatural, berhasil mencuri perhatian sejak trailer pertamanya dirilis. Tanpa memberikan spoiler, mari kita telisik lebih dalam mengapa film ini patut untuk disimak dan apa yang membuatnya berbeda dari film-film horor lainnya.
“Tharae; The Exorcist” mengisahkan tentang sebuah keluarga yang harus berhadapan dengan kekuatan jahat tak kasat mata yang merasuki salah satu anggota keluarga mereka. Film ini tidak hanya berfokus pada ritual pengusiran setan yang biasa kita lihat, melainkan juga menggali lebih dalam trauma masa lalu, hubungan antar anggota keluarga, dan kepercayaan tradisional yang berbenturan dengan realitas modern. Alur ceritanya dibangun secara perlahan namun pasti, menciptakan ketegangan yang konsisten hingga puncaknya.
Salah satu kekuatan utama dari “Tharae; The Exorcist” terletak pada kualitas visual dan produksinya yang luar biasa. Sinematografinya patut diacungi jempol. Penggunaan pencahayaan yang dramatis dan komposisi gambar yang artistik berhasil menciptakan atmosfer yang mencekam dan penuh misteri. Adegan-adegan horor tidak hanya mengandalkan jumpscare murahan, melainkan juga membangun kengerian melalui visual yang “mengganggu” dan detail yang “mengerikan”. Palet warna yang dingin dan gelap mendominasi, semakin memperkuat nuansa suram dari film.
Selain itu, tata suara juga menjadi elemen penting yang membuat film ini terasa lebih hidup. Desain suara yang detail, mulai dari bisikan halus hingga suara-suara aneh yang tiba-tiba muncul, berhasil membuat bulu kuduk berdiri. Ditambah dengan musik latar yang sangat menghantui memberikan pengalaman menonton “Tharae; The Exorcist” menjadi sebuah pengalaman audio-visual yang lengkap dan intens.
Meskipun “Tharae; The Exorcist” menawarkan pengalaman horor yang solid, film ini tidak luput memiliki sejumlah kelemahan. Alur ceritanya sedikit lambat di awal, namun hal ini sebenarnya adalah bagian dari strategi pembangunan karakter dan ketegangan yang lebih kuat di paruh kedua film. Narasi yang padat dan terkadang meloncat-loncat bisa sedikit membingungkan bagi sebagian penonton yang kurang familiar dengan mitologi atau kepercayaan lokal yang diangkat.
Baca juga : Review film The Long Walk; Kompetisi Gerak Jalan Ekstrim
Secara keseluruhan, film ini berhasil menyajikan horor yang lebih cerdas dan berlapis. “Tharae; The Exorcist” tidak hanya sekadar menakut-nakuti, melainkan juga mengajak penonton untuk merenung tentang makna keluarga, iman, dan bagaimana masa lalu dapat terus menghantui kita. Akting para pemainnya, terutama aktris yang memerankan tokoh yang kerasukan, sangat meyakinkan dan intens. Mereka berhasil membawa emosi yang nyata, membuat penonton ikut merasakan ketakutan dan keputusasaan yang dialami oleh karakter.
Pada akhirnya, “Tharae; The Exorcist” adalah film horor yang ambisius dan berhasil dieksekusi dengan baik. Dengan sinematografi yang memukau, tata suara yang efektif, dan narasi yang lebih dalam, film ini menjadi angin segar bagi genre horor. Film ini membuktikan bahwa horor tidak harus selalu tentang monster atau hantu, tetapi juga bisa datang dari trauma psikologis dan kegelapan di dalam diri manusia.
Tontonlah film ini jika Anda mencari film horor yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga memberikan cerita yang kuat dan pengalaman sinematik yang memuaskan. Siapkan diri Anda untuk teror yang mencekam dari awal hingga akhir. Rating 4/5. (Lukman Hqeem)