Beritakota.id, Jakarta – Harga saham DADA (Diamond Citra Propertindo) pada Jumat (03/10/2025) diperdagangkan pada harga Rp. 134 per lembar. Minat beli saham ini masih terbuka. Pasalnya, beredar wacana bahwa dalam jangka panjang, nilai sahamnya bisa mencapai Rp 230.000 per lembar.

Rumor yang beredar di kalangan pasar modal Indonesia menyebutkan bahwa Vanguard Group, pengelola dana terbesar di dunia dengan portofolio setara 50 kali APBN RI, melirik saham DADA. Vanguard yang dikenal sebagai institusi global dengan portofolionya selalu tumbuh dua digit setiap tahun.

Kabar yang belum bisa dikonfirmasi menyebutkan bahwa para pengendali saham DADA telah sepakat menurunkan porsi kepemilikan saham demi membuka free float (kepemilikan saham oleh publik) lebih besar. Artinya, semakin banyak saham DADA yang beredar di publik dan institusi. Inilah skema yang selama ini dinilai menjadi kesukaan Vanguard, free float besar, transaksi ramai, dan likuiditas tinggi.

Baca juga : Harga Saham DADA Berpotensi Meledak Atas Aksi Vanguard 

Rekam jejak Vanguard pada emiten global, memiliki benang merah Free Float yang besar. Seperti di Microsoft, Apple, Mitsubishi, Meta, Kajima hingga NVIDIA. Ciri khas lainnya adalah beberapa fund manager memegang mayoritas kepemilikan saham. Porsi pengendali saham dan founder kemudian diperkecil. Ciri lain adalah transaksi harian sangat likuid.

Strategi ini dinilai membuat Vanguard bisa dengan mudah mempunyai kemampuan likuiditas yang kuat dari saham, kapan pun tanpa mengganggu harga secara ekstrem. “Warung saham” selalu ramai, dagangan selalu laku. Itulah jurus klasik Vanguard dalam menjaga perputaran asetnya.

Vanguard melirik DADA bukan tanpa alasan. Pertama, akses ke aset properti premium yakni lahan komersial Jakarta seperti Kawasan CBD (Sudirman–Thamrin–Segitiga Emas) yang nilainya masih sangat undervalue dibandingkan dua kota di Jepang: Tokyo atau Osaka. Kedua, dukungan Pemerintah Indonesia. Dengan adanya insentif pajak, pembebasan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), dan penggelontoran dana ratusan triliun untuk sektor riil, properti Indonesia sedang berada di momentum emas. Ketiga, potensi lonjakan valuasi.

Jika rumor akuisisi ini benar, target minimal harga Rp230.000 per lembar saham bisa terwujud. Kapitalisasi pasarnya bisa menembus USD 100 miliar, dibagi 7,4 milyar lembar saham sehingga valuasinya USD13,5 per lembar. Hal ini menjadikan Diamond Citra Propertindo (DADA) menjadi salah satu perusahaan properti paling berharga di Asia.

Sayangnya, para investor perlu sadar bahwa perjalanan menuju Rp230.000 per lembar saham bukanlah jalan mulus tanpa hambatan. Ada kalanya saham-saham yang terlalu dinamis akan mengalami suspense. Setelah mengalami kenaikan, harga sahan hampir pasti mengalami koreksi juga. Baik dalam skala harian, mingguan, bahkan bulanan. Bagaimanapun juga, kenaikan signifikan akan membuat regulator perlu “mengistirahatkan” saham untuk menjaga stabilitas pasar.

Pasar dan investor kedepannya akan menunggu sejumlah aksi korporat. Mulai dari right issue, akuisisi lahan, hingga konsolidasi aset. Semua ini memerlukan waktu dan kesabaran. Hal ini akan menjadi dasar bahwa saham DADA memang bukan untuk para trader jangka pendek alih-alih para spekulan. Perjalanan ini penuh turbulensi dan koreksi atas saham, akan tetapi hasil akhirnya bisa sangat manis. Bagi investor yang bersabar, hal ini menjadi peluang emas untuk meraih keuntungan luar biasa.

Secara sederhana adalah DADA bukan saham biasa. Ini tiket masuk ke segitiga emas Jakarta. Bagi yang memegangnya, hold untuk jangka panjang adalah strategi terbaik, karena saham DADA akan melakukan pembagian dividen pada tanggal 10 Oktober 2025 sehingga perdagangan bursa akan kembali normal, sudah lepas dari pemantauan khusus atau full call auction (FCA). (Herman Effendi/Lukman Hqeem)