Beritakota.id, Jakarta – Media sosial kembali dihebohkan dengan pengakuan sejumlah netizen yang mengalami pengalaman kurang menyenangkan setelah mengonsumsi obat herbal instan ternama untuk mengatasi keluhan yang mereka anggap sebagai ‘masuk angin’ biasa. Bukannya membaik, kondisi mereka justru memburuk dan memicu masalah pencernaan yang lebih serius.

Di platform video online, Tiktok, seorang pengguna dengan akun @nurhayu4 membagikan pengalamannya yang berawal dari perut kembung berhari-hari, demam, meriang, dan batuk kering yang tak kunjung sembuh. Mengira ‘hanya’ masuk angin, ia memutuskan untuk meminum sebuah produk herbal instan yang sangat populer.

“Jadi dulu itu saya gak tau kalo ternyata saya itu kena GERD, perut kembung berhari-hari gak hilang-hilang plus gak nyaman… saya pikir masuk angin, jadilah saya minum TA,” tulis pemilik akun merujuk ke sebuah merek obat herbal ternama.

 Baca juga: Awas, Gangguan Kesehatan yang Sering Terjadi Setelah minum Kopi

Namun, setelah mengkonsumsi bungkus kedua, dia mulai merasakan sakit yang hebat. “Bungkus kedua saya mulai merasa ada yg sakit di perut saya bagian atas bagian kanan yang lama-lama bagian kiri juga sakit. Semakin hari semakin menjadi sakitnya, bikin saya tidak bisa beraktifitas,” ungkapnya belum lama ini.

Setelah berjuang dengan serangkaian pemeriksaan medis, termasuk kunjungan ke dokter, netizen tersebut akhirnya didiagnosis menderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), gastritis, dan bahkan disertai anxiety (kecemasan) akibat rasa sakit dan ketidakpastian akan penyakitnya. Dia menuliskan sempat sangat ketakutan karena gejalanya yang menjalar.

“Selain perut yang sakit, sakitnya mulai menjalar ke bagian dada, dada sakit. Bila mau tarik napas dalam-dalam susah dan sakit nggak nyaman gitu, sampe kepikiran (anxiety), mikir penyakit jantunglah, paru-paru lah, batu empedu lah dan banyak pikiran buruk lain saat itu yang buat saya takut, sampai takut mati,” kenangnya.

Kisah serupa di platform Tiktok juga datang dari seorang ibu rumah tangga. Selepas menjemput anaknya dari sekolah, ia merasakan sakit kepala hebat dan badan pegal-pegal. Lagi-lagi, ‘masuk angin’ menjadi diagnosis awal.

“Kemarin tiba-tiba selepas jemput anak-anak sekolah, kepala sakit banget, badan pada pegel-pegel. Kukira salatri (sakit karena terlambat makan), tapinya sampai malam pun mau tidur kepala masih sakit nyut-nyutan. Kukira masuk angin jadi minta tolong suami beli TA,” cerita pemilik akun @mimieghy.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. “Gak lama setelah minum malah muntah-muntah, badan meriang sampai sekarang lemes malah lambung jadi sakit gak enak. Perut rasanya beugah, pusing rieut,” keluhnya.

Menanggapi fenomena ini, penting untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dari sudut pandang medis. Menurut platform kesehatan Halodoc, keluhan seperti perut kembung, mual, nyeri ulu hati, dan rasa panas di dada merupakan gejala umum dari Dispepsia dan GERD. Dispepsia adalah istilah medis untuk gangguan pencernaan yang gejalanya meliputi rasa tidak nyaman pada perut bagian atas. Kondisi ini seringkali bukan merupakan penyakit, melainkan gejala dari masalah kesehatan lain, termasuk GERD.

Diketahui GERD sendiri adalah kondisi kronis di mana asam lambung sering naik kembali ke kerongkongan (esofagus), menyebabkan iritasi dan sensasi terbakar di dada (heartburn).

Gejala lain yang sering menyertai adalah mulut terasa asam, sulit menelan, batuk kering, dan suara serak. Jika tidak ditangani dengan benar, GERD dapat memicu komplikasi yang lebih serius. Oleh karena itu, penanganan mandiri yang tidak tepat, seperti mengonsumsi obat herbal yang tidak sesuai dengan diagnosis, berisiko memperburuk kondisi lambung dan pencernaan secara keseluruhan.

Dalam sebuah postingan, Halodoc menyarankan perubahan gaya hidup sebagai solusi praktis. Pertama, hindari makanan dan minuman pemicu naiknya asam lambung seperti makanan pedas, berlemak, asam, kopi, dan alkohol. Kedua, makanlah dengan porsi lebih kecil namun lebih sering, dan hindari langsung berbaring setelah makan.

Selain itu, menjaga berat badan ideal, berhenti merokok, dan mengelola stres juga sangat dianjurkan.

Jika gejala terus berlanjut atau memburuk, situs menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan medis yang sesuai, yang bisa mencakup pemberian obat-obatan seperti antasida atau proton pump inhibitors (PPI) untuk mengontrol produksi asam lambung.