Beritakota.id, Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dijadwalkan meresmikan Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan pada Desember 2025 mendatang. Proyek yang digadang-gadang sebagai kilang terbesar di Indonesia ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional hingga 25%.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot usai melakukan kunjungan ke proyek RDMP Kilang Balikpapan, Kamis (20/11). Kunjungan ini bertujuan untuk memantau progres terakhir sebelum peresmian oleh Presiden.
“Kunjungan kita kali ini untuk melihat kesiapan produksi Kilang Balikpapan yang direncanakan akan diresmikan oleh Bapak Presiden. Peresmian fasilitas oleh Bapak Presiden akan kami usulkan berdasarkan kesiapan yang ada di lapangan,” ujar Yuliot, dikutip dari laman Kementerian ESDM.
Baca juga: PKS Meminta PSN PIK 2 Sebaiknya Distop dan Dilakukan Evaluasi Menyeluruh
Proyek strategis nasional (PSN) ini menelan investasi sebesar USD 7,4 miliar atau setara dengan Rp 126 triliun. Kilang ini tidak hanya memiliki fasilitas produksi, tetapi juga fasilitas pendukung termasuk infrastruktur oil storage untuk 2 juta barel.
Yuliot menambahkan bahwa penyempurnaan yang tersisa pada proyek ini hanya berkisar 1-2%, sehingga diharapkan dapat segera rampung. “Jadi, untuk kesiapan secara fasilitas masih ada penyempurnaan sekitar 1-2% yang kita harapkan dalam beberapa hari ke depan itu bisa diselesaikan 100% sehingga siap untuk diresmikan,” jelasnya.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman, mengungkapkan bahwa sejumlah tahapan penting telah dilalui, termasuk pengoperasian awal unit utama pengolahan, yaitu Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex, yang dilakukan pada 10 November 2025.
Baca juga: FSPPB Lantang Suarakan Perlawanan Terhadap Pengkerdilan Pertamina
“Ini merupakan tahapan penting yang telah dilalui KPI dan Pertamina dalam pengoperasian RDMP Balikpapan. RFCC tidak hanya meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, tetapi juga memperbesar nilai tambah dari sumber daya alam dalam negeri,” ucap Taufik.
RFCC akan menghasilkan produk berstandar setara Euro V dan meningkatkan efisiensi serta nilai ekonomi Kilang Balikpapan. Kilang ini juga akan mengolah residu untuk menghasilkan produk industri kimia bernilai tinggi, seperti propylene dan ethylene, yang sangat dibutuhkan oleh industri petrokimia dalam negeri.
Proyek RDMP Balikpapan diharapkan menjadi langkah signifikan dalam upaya mengurangi impor BBM, meningkatkan ketahanan energi nasional, dan mendukung visi Presiden Prabowo dalam mewujudkan kemandirian energi.


