Beritakota.id, Jakarta – Agenda besar yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan sektor ketenagalistrikan, Electricity Connect 2025, resmi dibuka di Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu (19/11). Konferensi dan pameran tahunan yang digagas Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) dengan dukungan penuh Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero) ini menjadi momentum strategis untuk mendorong kolaborasi, investasi, serta inovasi dalam mempercepat transisi energi hijau di Indonesia.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menegaskan bahwa pemerintah menaruh perhatian serius terhadap dampak pemanasan global. Indonesia, tegasnya, berkomitmen mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan secara bertahap mengalihkan fokus pada energi baru terbarukan (EBT).
“Transisi energi adalah keniscayaan. Kita menghadapi trilema energi: keamanan pasokan, keterjangkauan harga, dan keberlanjutan. Semua itu perlu dijawab dengan mendorong EBT masuk ke sistem kelistrikan nasional,” ujar Jisman dalam sambutannya.
Komitmen ini sejalan dengan agenda Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kemandirian energi melalui pemanfaatan kekayaan sumber energi terbarukan domestik.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa PLN telah menyiapkan peta jalan transisi energi yang dituangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Dokumen ini menjadi RUPTL paling hijau dalam sejarah karena menetapkan dominasi pembangunan pembangkit dari energi terbarukan.
“Dalam RUPTL ini, PLN bersama pemerintah menetapkan penambahan kapasitas pembangkit yang 76%-nya berasal dari EBT atau setara 69,5 gigawatt,” jelas Darmawan.
Untuk mendukung masuknya listrik EBT ke jaringan nasional, pembangunan infrastruktur kelistrikan juga dipercepat. RUPTL menargetkan pembangunan 48.000 kms jaringan transmisi serta 109.000 MVA gardu induk. Total investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp3.000 triliun.
“Transisi energi akan memberikan energi bersih dengan biaya pokok produksi yang semakin efisien. Kita juga akan beralih dari energi fosil berbasis impor menuju pemanfaatan EBT domestik, sehingga memperkuat ketahanan energi nasional,” tambahnya.
Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari, menyatakan bahwa Kantor Staf Presiden akan memastikan implementasi agenda transisi energi yang masuk dalam Asta Cita Presiden berjalan efektif melalui sinkronisasi kebijakan di sektor energi.
Ia menekankan bahwa sumber energi Indonesia tersebar luas, termasuk di wilayah terpencil. Namun sebagian daerah penghasil energi belum menikmati listrik secara optimal jadi sebuah tantangan yang kini menjadi peluang perbaikan melalui percepatan RUPTL.
Qodari juga menyoroti peluang ekonomi dari investasi energi terbarukan. Dengan nilai investasi Rp3.000 triliun dalam satu dekade, pembangunan EBT berpotensi menyumbang 1% pertumbuhan ekonomi nasional per tahun.
“Tidak ada pertumbuhan ekonomi 8% tanpa kelistrikan yang kuat. Pemerintah, Kementerian ESDM, dan PLN berkomitmen mewujudkan kemandirian energi yang andal, bersih, dan terjangkau bagi seluruh rakyat,” tegasnya.
Ketua Panitia Pelaksana Electricity Connect 2025 sekaligus Sekretaris Jenderal MKI, Arsyadany G. Akmalaputri, menyampaikan bahwa acara ini menjadi wadah strategis bagi pemerintah, industri, dan investor untuk memperkuat ekosistem EBT di Indonesia dan kawasan Asia.
Untuk itu, rangkaian kegiatan yang digelar mencakup plenary sessions, panel discussion, thematic discussions, high-level dialogues, knowledge hub, workshop, hingga penandatanganan MoU, supplier gathering, dan one-on-one meeting.
Baca juga : Electricity Connect 2025 Dorong Akselerasi Energi Baru Terbarukan
Selain itu, pameran juga diikuti oleh 94 exhibitor dari berbagai perusahaan energi dan teknologi ketenagalistrikan yang menghadirkan inovasi dan solusi terbaru bagi industri.
“Kami optimistis Electricity Connect 2025 akan membuka lebih banyak peluang kolaborasi dan inovasi. Tahun ini, event kami kembali menjadi Net Zero Emission Event, di mana seluruh jejak karbon dikompensasi melalui Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca,” ujar Arsyadany.
Electricity Connect 2025 dijadwalkan berlangsung selama beberapa hari ke depan, dan diharapkan menjadi tonggak penting bagi percepatan transisi energi Indonesia menuju era kelistrikan yang lebih hijau, andal, dan berkelanjutan. (Herman Effendi/Lukman Hqeem)


