Beritakota.id, Jakarta – Grup G42 di Uni Emirat Arab resmi mendapatkan lampu hijau dari Amerika Serikat untuk mengimpor chip kecerdasan buatan (AI) paling canggih sebuah keputusan yang oleh Gedung Putih disebut sebagai wujud “kepercayaan mendalam” antara kedua negara.
Persetujuan ini mempercepat transisi dari tahap perencanaan menuju pelaksanaan nyata pembangunan koridor komputasi AI terbesar antara UEA dan AS.
Dengan persetujuan tersebut, G42 dapat mengaktifkan proyek “Stargate UAE” kompleks komputasi AI bertenaga 1 gigawatt yang sedang dibangun untuk OpenAI, bekerja sama dengan Oracle, Cisco, NVIDIA, dan SoftBank.
Proyek ini juga memperkuat pengembangan kampus AI UEA–AS sebesar 5 gigawatt yang dirancang untuk menghadirkan kemampuan komputasi dan inferensi berperforma tinggi dengan latensi rendah untuk seluruh kawasan.
Baca juga: Teken MoU, Belanda Bakal Danai Proyek Strategis Indonesia di Sektor Air
Tonggak ini menempatkan UEA sebagai alternatif yang aman, terpercaya, dan stabil terhadap pusat data di Amerika maupun Asia.
Posisi UEA sebagai pusat global baru untuk kecerdasan buatan semakin kokoh menggabungkan kinerja unggul dengan kepercayaan geopolitik menandai dimulainya fase baru dalam persaingan teknologi global.
Peng Xiao, CEO G42, menyatakan pengumuman ini adalah titik balik sesungguhnya.
“Kita bergerak tegas dari perencanaan menuju eksekusi, menetapkan standar global baru untuk komputasi yang aman dan berperforma tinggi. Segala infrastruktur yang kami bangun di UEA akan disesuaikan secara identik di Amerika Serikat sehingga kinerja dan kepercayaannya setara di setiap lokasi,” ujar Peng Xiao, Kamis (20/11/2025).
Chip-chip tersebut akan beroperasi dalam kerangka Regulated Technology Environment (RTE) sistem yang dikembangkan G42 dan telah disetujui Departemen Perdagangan AS menjadikan UEA satu-satunya negara di kawasan yang menerapkan tingkat kepatuhan setara standar kontrol ekspor Amerika Serikat.
Di sisi lain, Ketua Dewan Kecerdasan Buatan dan Teknologi Maju UEA, Khaldoon Khalifa Al Mubarak menegaskan keputusan ini menegaskan kedalaman kemitraan strategis antara kedua negara. Teknologi bukan hanya alat kemajuan, tetapi juga fondasi stabilitas ekonomi, keamanan kawasan, dan kerja sama jangka panjang.
“Kami bangga UEA telah menjadi mitra paling tepercaya Washington dalam bidang ini,” tukasnya.


