Beritakota.id, Jakarta – Menghadapi era transformasi digital di sektor kesehatan, Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) berkomitmen untuk mengembangkan rumah sakit cerdas (smart hospital) di Tanah Air. Organisasi rumah sakit swasta di seluruh Indonesia ini aktif mendorong peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan teknologi informasi, integrasi sistem digital, serta inovasi layanan yang berorientasi pada pasien.
Menurut Ketua Umum ARSSI, ” Penerapan smart hospital bukan sekadar digitalisasi layanan, tetapi merupakan transformasi menyeluruh terhadap cara rumah sakit memberikan pelayanan yang lebih efisien, terukur, aman, dan humanis”.
Demi mencapai tujuan itu, ARSSI bekerja sama dengan Far Eastern Memorial Hospital (FEMH) Taiwan menyelenggarakan seminar “Futuristic Development of Smart Hospital” pada Rabu (05/11/2025). Seminar ini menghadirkan pakar dan praktisi terkemuka di bidang transformasi digital kesehatan. serta Dr. Kuo Kue Hung, Director of Smart Health and Informatics FEMH.
Kepala Digital Transformation Office (DTO) Kementrian Kesehatan Setiaji menegaskan bahwa Kementerian Kesehatan melalui DTO terus berupaya mendorong pemerataan health coverage di Indonesia melalui pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence ). Menurutnya, AI tidak akan menggantikan peran tenaga medis seperti dokter dan perawat, melainkan menjadi alat bantu untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam pengambilan keputusan medis.
“AI diharapkan mampu memperkuat kapasitas praktisi medis, mempercepat diagnosis, dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan tanpa mengurangi sentuhan kemanusiaan,” ucap Setiaji.
Sementara itu, Dr. Ben Widaja dari Mandaya Hospital Group menjelaskan bahwa rumah sakit yang dipimpinnya selalu berada di garis depan dalam penerapan teknologi kesehatan. “Kami terus berinovasi dengan solusi digital untuk meningkatkan patient care dan menghadirkan layanan yang lebih cepat, efisien, dan berpusat pada pasien,” ujarnya.
Prof. Eric Y. Chuang dari ITRI Taiwan memaparkan pengalaman negaranya dalam mengimplementasikan AI di sektor kesehatan. Menurutnya, AI telah terbukti menekan biaya operasional rumah sakit sekaligus meningkatkan produktivitas tenaga medis.
“Sebagai contoh, voice AI yang dikembangkan bersama FEMH telah membantu dokter dan perawat dalam menyusun patients record secara otomatis, sehingga waktu pelayanan dapat lebih difokuskan kepada pasien,” ungkapnya.
Baca juga : Asosiasi Rumah Sakit Swasta Dorong Kolaborasi Lintas Sektor
Hal senada disampaikan oleh Dr. Kuo Kue Hung, Director of Smart Health and Informatics FEMH bahwa AI dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi sejumlah penyakit seperti retinopati diabetik dan kanker. “AI mampu meningkatkan kecepatan dan akurasi diagnosis, namun untuk menjaga kualitasnya, pengembangan model AI harus terus dilakukan dengan pembaruan data medis secara berkala,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, FEMH juga menghadirkan dua perwakilan industri medis Taiwan, yakni Advantech dan EBM Technologies, yang turut berkontribusi dalam mendorong digitalisasi dan transformasi medis.
Advantech memperkenalkan beberapa solusi pintar untuk rumah sakit, seperti AMiS eMedication System, Smart Ward, dan Patient Engagement Solution yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis dan efisiensi kerja tenaga kesehatan. Advantech juga menyatakan komitmennya untuk menjadi mitra inovasi bagi rumah sakit-rumah sakit di Indonesia dalam menciptakan layanan kesehatan yang terhubung, berpusat pada pasien, dan berdaya saing global.
Kolaborasi antara ARSSI dan FEMH ini diharapkan menjadi momentum penting untuk mempercepat transformasi digital rumah sakit di Indonesia. Melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman, kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong efisiensi operasional, memperkuat sistem analitik data, serta mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti di sektor kesehatan.
“Era Smart Hospital bukan lagi sekadar wacana. Ini adalah langkah konkret menuju sistem kesehatan yang lebih cerdas, inklusif, dan adaptif terhadap kemajuan teknologi,” tutup perwakilan ARSSI. (Herman Effendi / Lukman Hqeem)


