Beritakota.id, Jakarta –  Di tengah memanasnya kontestasi Pemilihan Ketua Umum ILUNI UI, muncul tudingan yang mengaitkan program Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) dengan praktik politik uang. Menanggapi hal tersebut, Faizal Hafied, alumni senior Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) sekaligus penggagas program ini, menepis keras tuduhan tersebut.

Faizal menegaskan bahwa beasiswa PKPA adalah wujud nyata kepeduliannya terhadap para alumni muda FHUI yang ingin melanjutkan pendidikan profesi namun terkendala secara finansial.

 

“Sejak dulu saya melihat banyak adik-adik alumni yang ingin melanjutkan pendidikan profesi, tapi terbentur biaya. Beasiswa ini lahir dari kegelisahan itu. Bukan program politik, bukan pula alat kampanye. Ini murni bentuk kepedulian,” ujar Faizal dalam keterangannya, Jumat (22/8/2025).

 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa beasiswa ini tidak diberikan dalam bentuk uang tunai, melainkan langsung dalam bentuk dukungan pendidikan melalui program PKPA yang diselenggarakan oleh Dewan Pengacara Nasional (DPN) Indonesia dan FHP Law School.

 

“Ini bukan bantuan tunai. Kami beri beasiswa dalam bentuk pelatihan dan pendidikan langsung. Dan program ini juga bukan baru muncul saat pemilihan, tapi sudah berjalan bertahun-tahun,” jelas Faizal.

 

Menurutnya, narasi yang berkembang saat ini sengaja dibangun untuk menyudutkan dan menyerang secara personal, apalagi di masa tenang seperti sekarang.

 

“Seringkali, saat kontestasi memasuki masa tenang, justru yang muncul adalah kampanye negatif dan fitnah. Ini mencederai semangat pemilihan yang sehat dan bermartabat,” tegasnya.

 

Faizal juga menegaskan bahwa program beasiswa ini terbuka untuk semua alumni FHUI tanpa syarat politik atau dukungan terhadap calon ketua umum tertentu.

 

“Kalau ada yang merasa program ini melanggar aturan pemilihan, silakan laporkan ke panitia. Tapi jangan langsung memfitnah dan mengaitkannya dengan politik uang,” ucap Faizal.

 

Nama calon Ketua Umum ILUNI UI, M. Pradana Indraputra, sempat dikaitkan dengan program ini. Menanggapi hal tersebut, Faizal meluruskan bahwa Pradana hanya mendorong dirinya untuk terus berkontribusi bagi alumni, tanpa terlibat langsung dalam program beasiswa.

 

“Beasiswa ini datang dari saya pribadi. Pradana hanya mendorong agar saya ikut ambil bagian. Itu bukan berarti program ini bagian dari kampanye. Kalau pun saya bersimpati pada sosoknya, itu urusan pribadi saya. Tapi program ini berdiri sendiri, tidak ada hubungannya dengan dukungan politik,” tambahnya.

 

Faizal mengajak semua pihak untuk mengedepankan semangat kebersamaan dan kontribusi nyata dalam pemilihan ILUNI UI. Ia menyayangkan jika inisiatif sosial yang sudah berjalan bertahun-tahun justru dipelintir menjadi alat politik.

 

“Kalau semua bentuk kepedulian alumni ditarik ke ranah politik, lalu siapa yang akan peduli pada adik-adik kita yang butuh bantuan? Mari kedepankan niat baik dan jaga pemilihan ini tetap sehat,” pungkasnya.

 

Sebagai penutup, Faizal menegaskan kembali bahwa tujuan utama beasiswa ini adalah untuk membuka akses pendidikan bagi alumni muda FHUI.

 

“Kalau ada yang terbantu, itu sudah cukup bagi kami. Kami akan terus fokus memperluas manfaat, bukan meladeni fitnah. Kepedulian itu harus diwujudkan, bukan dipolitisasi,” tutupnya. (Herman Effendi/Lukman Hqeem)