Beritakota.id, Labuan Bajo – Pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan Asia kembali mendapat sorotan melalui penyelenggaraan Seminar Internasional “Questioning Tourism: The Role of Catholicism in Asia Tourism”. Acara yang berlangsung sejak 17 hingga 20 September 2025 di Aula Gedung Utama Timur Universitas Katolik Indonesia St. Paulus Ruteng ini menjadi ajang dialog lintas disiplin tentang peran nilai-nilai Katolik dalam industri pariwisata Asia.
Seminar ini merupakan kolaborasi antara Unika Santu Paulus Ruteng dan Initiative for the Study of Asian Catholics (ISAC). Sebanyak 18 presenter dari Indonesia, Jepang, Korea, Amerika, Filipina, Singapura, hingga China hadir untuk berbagi gagasan mengenai keterkaitan pariwisata, agama, dan budaya. Kehadiran akademisi, pemimpin gereja, pejabat pemerintah, serta pelaku industri pariwisata memperkuat upaya pencarian model pariwisata yang selaras dengan nilai kemanusiaan, lingkungan, dan kearifan lokal.
Dalam sesi pembukaan, Dr. Michel Chambon dari Asia Research Institute, National University of Singapore, menegaskan bahwa kekatolikan dan pariwisata memiliki sejarah keterkaitan yang panjang. Nilai-nilai Katolik, seperti kepedulian terhadap alam dan masyarakat, dapat menjadi pedoman dalam mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan. Sementara itu, Dr. Agustinus Manfred Habur, Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, menekankan pentingnya seminar ini sebagai momentum strategis untuk merumuskan arah pengembangan pariwisata yang holistik, khususnya di Flores.
Baca juga : BPOLBF Gelar Upacara HUT ke-80 RI di Kawasan Puncak Natas Parapuar Labuan Bajo Flores
Dukungan juga datang dari pemerintah daerah. Bupati Manggarai, Heribertus Nabit, menilai kegiatan ini relevan untuk memastikan pembangunan pariwisata tetap berada di jalur yang benar, dengan budaya dan agama sebagai pilar penting. Senada, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menyebut forum internasional seperti ini sebagai ruang perjumpaan lintas budaya dan agama yang memperkaya gagasan serta memperkuat komitmen terhadap pariwisata inklusif dan berkelanjutan.
Rangkaian acara turut dimeriahkan Gala Dinner yang mempertemukan pembicara, peserta, dan pemangku kepentingan, menciptakan semangat kebersamaan dalam membangun pemahaman baru mengenai pariwisata berbasis iman dan budaya.
Dengan dukungan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) serta berbagai pihak, seminar ini diharapkan melahirkan ide-ide segar dan konstruktif bagi pengembangan pariwisata Flores dan kawasan Asia, sehingga pariwisata tidak hanya menjadi aktivitas ekonomi tetapi juga wahana perjumpaan nilai, budaya, dan spiritualitas. (Lukman Hqeem)