ClimateSmart Indonesia, Platform Ketahanan Kesehatan Indonesia Resmi Diluncurkan

Indonesia resmi meluncurkan sebuah platform berbasis artificial intelligence (AI) untuk memprediksikan dan merespon penyakit-penyakit sensitif iklim. Platform tersebut Bernama ClimateSmart Indonesia. (Beritakota.id/Fadli)
Indonesia resmi meluncurkan sebuah platform berbasis artificial intelligence (AI) untuk memprediksikan dan merespon penyakit-penyakit sensitif iklim. Platform tersebut Bernama ClimateSmart Indonesia. (Beritakota.id/Fadli)

Beritakota.id, Jakarta – Indonesia resmi meluncurkan sebuah platform berbasis artificial intelligence (AI) untuk memprediksikan dan merespon penyakit-penyakit sensitif iklim. Platform tersebut Bernama ClimateSmart Indonesia.

Platform ini merupakan hasil kolaborasi antara Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA), Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI), dan Institute for Health Modeling and Climate Solutions (IMACS), dengan dukungan dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, BMKG, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Di sini kita meluncurkan sebuah blueprint untuk integrasi data kesehatan dan iklim dalam rangka kita untuk membangun sebuah platform AI, Artificial Intelligence—untuk memprediksi penyebaran penyakit menular, khususnya dalam hal ini yang sudah kita luncurkan di dalam platform ClimateSmart Indonesia itu ada malaria, ada dengue, dan ada leptospirosis,’’ ujar Presiden KORIKA, Prof. Dr. Hammam Riza kepada Beritakota.id, di sela-sela acara, Jakarta, Senin (5/5/2025).

Baca Juga: Indonesia Luncurkan Platform AI untuk Mengatasi Penyakit yang terdampak Perubahan Iklim

Hammam Riza mengapresi kepada Kementerian Kesehatan, dengan Pak Setiaji yang ada di tim TTDK sekarang, dulunya adalah DTO, untuk bisa membangun platform ini bersama-sama, serta melakukan transfer of technology dengan BMKG untuk mendapatkan data-data yang bersumber dari perubahan iklim, dan juga yang terkait dengan cuaca dan predictive ataupun forecasting daripada cuaca, sehingga bisa disatukan, diintegrasikan dengan data-data di bidang kesehatan.

“Dan kita harapkan ini merupakan sebuah inisiasi yang akan terus berlanjut sehingga kita bisa membangun sebuah center of excellence yang dapat menempatkan Indonesia di tataran global di dalam upaya mengembangkan climate dan health ini sebagai sebuah ekosistem agar kita lebih punya ketahanan ya, ketahanan besar,” tukasnya.

Dr. Setiaji, Kepala Digital Transformation Office Kemenkes mengatakan pihaknya mengapresiasi inisiatif ini, kita belajar banyak bagaimana dulu Covid-19 yah, meluluklantakan bukan hanya dari sisi ketahanan kesehatan kita, tapi juga hal yang lain.

‘’Makanya belajar banyak dari sana, kita ingin memperkuat ketangguhan sistem kesehatan kita, dimulai dari mengembangkan portal ataupun platform ini, sehingga bukan hanya data kesehatan saja, tapi juga data-data climate yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Seperti kita mulai dengan malaria (DBD) yang setiap tahun masih menjadi kasus besar di Indonesia,’’ ujarnya.

Lanjutnya, platform ini bukan hanya pertukaran data terjadi antar Kementerian, tetapi juga penting untuk semua bisa membangun knowledge dan juga kapasitas anak-anak bangsa, sehingga platform ini nanti bisa dijadikan langkah awal untuk memperkuat bukan hanya prediksi, tetapi juga analisis yang lebih kuat lagi.

‘’Agar pertanyaan kita ke depannya bukan hanya mengetahui berapa besar jumlah kasus, tetapi juga bagaimana kita memperkuat pengobatan, terus kemudian juga memperkuat kondisi kesehatan kita dengan melakukan langkah-langkah sejak awal. Seperti misalnya early warning dan lain sebagainya. Tentunya dengan platform ini kita juga bisa memperluas, bukan hanya penyakit DBD, kemudian juga malaria, juga penyakit-penyakit yang lain, seperti misalnya TB, dan dikaitkan dengan data-data yang lain,’’ tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *