Beritakota.id, Lembata – Setelah berlangsungnya pembukaan Festival Lamaholot pada , 7-9 Oktober 2025, Pemerintah Kabupaten Lembata melanjutkan rangkaian kegiatan festival ini di Desa Atakore (09/10/2025) Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Pelaksanaan kegiatan di desa ini merupakan bagian utama dari keseluruhan rangkaian festival, yang menampilkan beragam pertunjukan seni budaya dan atraksi warisan leluhur masyarakat asli Lembata.
Kunjungan hari kedua difokuskan pada destinasi unggulan di wilayah Atakore, yaitu Dapur Alam Ina Kar, merupakan fenomena alam berupa panas bumi yang ada di sana.
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) didampingi Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dan panitia festival melaksanakan kunjungan ke lokasi ini. Hadir dalam rombongan ini Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, disambut dengan penjemputan adat oleh pemangku adat Desa Atakore yang dilanjutkan dengan tarian penerima tamu.
Dalam kunjungan tersebut, rombongan melakukan site visit ke lokasi lobang dapur alam yang didampingi oleh Wakil Bupati Lembata, Muhamad Nasir, Asisten 2, Kepala Pol PP, Camat setempat, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata dan Tua Adat setempat. Dapur Alam Ina Kar merupakan warisan turun-temurun yang menjadi lokus syukur panen dan permohonan berkat untuk tahun tanam berikutnya, serta telah menarik banyak kunjungan wisatawan asing.
Masyarakat setempat secara rutin menggunakan lubang alami ini untuk memasak beragam hasil bumi dan ternak. Proses memasak yang unik, di mana bahan dibungkus daun lalu ditutup dengan jerami dan batu, selama kurang lebih 2-3 jam dapat menghasilkan makanan dengan cita rasa dan tekstur yang khas, terasa lebih renyah dan memberikan aroma yang unik.
Wakil Bupati Lembata, Muhamad Nasir, menyampaikan bahwa kekayaan adat dan budaya seperti Dapur Alam Ina Kar ini merupakan potensi besar yang harus dijaga oleh masyarakat Lembata karena menjadi magnet dan atraksi yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Lembata. Hari ini saya ada 12 wisatawan asing dari Belanda, Polandia dan Jerman yang berkunjung dan menikmati uniknya dapur alam di Lembata.
Baca juga : Pesona Lenkap Lembata, Dari Keindahan Alam Hingga Budaya
“Kekayaan adat dan budaya seperti Dapur Alam Ina Kar ini merupakan potensi besar yang harus dijaga dan dikembangkan secara berkelanjutan agar mampu membawa manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat Lembata. Skala prioritas kita ke depan adalah bagaimana mempromosikan budaya dan keindahan desa wisata kita di tingkat nasional maupun mancanegara,”_ ujar Wabup Lembata.
Sementara itu, Dwi Marhen Yono, selaku Plt Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), menegaskan komitmen untuk mendukung pengembangan atraksi panas bumi “dapur alam” di Lembata dan berharap Pemerintah Kabupaten Lembata berbenah serta menyiapkan infrastruktur pendukung seperti : toilet , akses masuk, tempat wisatawan menikmati kuliner, peta wisata, SDM / Guide, tokoh adat dll sehingga wisatawan akan lebih nyaman berkunjung ke sana.
“Dapur Alam Ina Kar ini adalah sebuah keunikan yang otentik dan memiliki nilai jual tinggi bagi pariwisata. Namun, disayangkan bahwa belum adanya fasilitas dasar yang mumpuni yang tersedia di lokasi. Perlu dilakukan pengembangan amenitas dasar, tanpa mengurangi nilai keluhuran dan keaslian budayanya,”_ ungkap Marhen.
Ia menambahkan, _”Keindahan Desa Wisata Atakore, budaya, dan adat istiadatnya yang begitu meneduhkan hati harus terus dijaga, dirawat, dan disajikan sebagai atraksi wisata. Esensi dari pariwisata adalah kebahagiaan, ketika wisatawan datang dan merasa bahagia, maka kita pun akan bahagia.”
Setelah kunjungan dan peninjauan Dapur Alam Ina Kar, yang merupakan salah satu atraksi unggulan di wilayah Atakore, peserta Festival Lamaholot melanjutkan perjalanan ke desa Arakore untuk menikmati pertunjukan tarian adat di lokasi tersebut.
Semoga pariwisata di Lembata semakin berkembang dan maju, sehingga bisa berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat di Lembata. (Lukman Hqeem)