Ekonomi Digital Indonesia Bisa Capai Rp 4.531 Triliun di 2030

Menteri BUMN Erick Thohir dalam sambutannya membuka seminar Menuju Masyarakat Cashless di Perpusnas, Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu 3 Agustus 2022 (Dok Beritakota.id)

Beritakota.id, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan potensi ekonomi digital Indonesia saat ini sangat besar. Dan menurutnya, kontribusi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan mencapai Rp 4.531 triliun di 2030 angka itu melonjak 8 kali dari pertumbuhan ekonomi digital di tahun 2020 sebesar Rp 632 triliun.

“Industri digital Indonesia hanya 40 persen daripada kue industri digital di Asia Tenggara.  Untungnya bonus demografi di Indonesia 55 persennya berada di usia 35 tahun tentunya industri digital akan ini akan berkembang,” ujar Erick Thohir dalam sambutannya membuka seminar Menuju Masyarakat Cashless di Perpusnas, Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu 3 Agustus 2022.

Erick juga menegaskan digitalisasi tidak mungkin berdiam diri, karena digitalisasi tidak hanya merubah pada kehidupan bermasyarakat, tetapi merubah peta dunia usaha, juga lapangan pekerjaan secara menyeluruh.  Pertanyaannya, ujar Erick kapan perubahan itu terjadi bila Indonesia hanya jadi market.

“Saat hanya menjadi market, maka tidak ada investasi untuk pembukaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi akan tumbuh besar di negara lain,” paparnya

Karena masyarakat Indonesia juga mayoritas muda ini akan jadi cashless. Dimana habbitnya berubah dan tren digital/ cashless terus signifikan.

“Sejak awal kita bangun ekosistem yang mana digital menjadi kunci bagi kita untuk bisa bersaing. Jangan BUMN jadi dinosaurus yang mati dimakan zaman karena besar badan, tapi tidak mau bermetamorfosis,” ujar dia.

Erick memuji terobosan digitalisasi yang dilakukan sejumlah BUMN seperti ASDP Indonesia dengan Ferizy dan Bank Mandiri dengan layanan Livin. Dengan sistem daring, ucap Erick, Ferizy mampu mengurai persoalan antrean yang terjadi bertahun-tahun pada layanan penyeberangan.

“Contoh Ferizy ASDP, dulu penyeberangan antre truk bisa 10 jam, kita coba dua tahun lalu, sistem e-tiketing, ini mampu menghemat biaya logistik kita yang saat ini masih 23 persen atau lebih tinggi dari negara lain yang sudah 13 persen,” ucap Erick.

Erick menilai keberhasilan sistem ini mendongkrak pergerakan penyeberangan dari Pulau Jawa ke Sumatera hingga 40 persen. Bahkan, saat masa mudik lalu tingkat pertumbuhan penyeberangan armada truk tumbuh hingga 144 persen. Kemudian, ucap Erick, Bank Mandiri sesuai dengan tren bank digital lewat Livin mampu menjadi penghubung yang stategis dalam sektor pembayaran nontunai untuk sektor pariwisata Indonesia.

“Saya tugaskan Mandiri membangun ekosistem pembayaran untuk sektor pariwisata. Kita sering terjebak pola pikir kalau bicara industri pariwisata selalu wisatawan asing, padahal sebelum pandemi, 76 persen itu winsun, hanya 24 persen yang asing. Di Bali, wisatawan asing baru kembali 30 persen, sedangkan wisatawan domestik sudah kembali di 70 persen. Kita sinergikan juga dengan holding pariwisata dan pendukung atau InJourney,” tandasnya

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *