Beritakota.id, Jakarta – Indeks-indeks utama Wall Street berakhir menguat tajam pada hari Senin (13/10/2025), dipimpin oleh kenaikan saham Broadcom dan produsen chip lainnya. Kenaikan terjadi setelah Presiden Donald Trump menyampaikan nada damai terkait ketegangan perdagangan AS-Cina yang kembali memanas. Hal ini meredakan kekhawatiran investor dan pelaku pasar.
Sentimen pasar semakin positif setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa Presiden akan bertemu dengan mitranya dari Cina di Korea Selatan, seiring kedua pihak berupaya meredakan ketegangan perdagangan yang memanas akhir pekan lalu.
Nasdaq mencatat kenaikan satu hari terbesarnya sejak 27 Mei. Saham-saham teknologi terkait AI menjadi yang paling diuntungkan dalam rebound ini. Broadcom melonjak hampir 10% setelah bermitra dengan OpenAI untuk memproduksi prosesor kecerdasan buatan internal pertama perusahaan rintisan tersebut.
Sektor AI terus menjadi pendorong momentum, dan tidak mengherankan jika investor membeli saat harga turun. Pun demikian, para investor tetap berhati-hati selama perselisihan Trump dengan Cina masih belum terselesaikan.
Wall Street anjlok pada hari Jumat, dimana S&P 500 dan Nasdaq mencatat penurunan mingguan tertajam dalam beberapa bulan. Kejatuhan ini menyusul pengumuman Cina pada hari Kamis bahwa mereka akan secara drastis memperluas kendali ekspor mineral langka. Sebagai balasan, Trump pada hari Jumat mengatakan akan menerapkan tarif tambahan 100% untuk impor dari Cina dan memberlakukan kendali ekspor pada semua perangkat lunak penting buatan AS mulai 1 November.
Namun, selama akhir pekan, Trump mengatakan “semuanya akan baik-baik saja” dan bahwa AS tidak ingin “menyakiti” Cina. Beijing pada hari Minggu menyalahkan Washington atas eskalasi tersebut tetapi tidak mengambil tindakan pencegahan lebih lanjut.
Produsen chip terkait AI lainnya juga menguat. Saham Nvidia naik 2,8% dan Micron Technology melonjak lebih dari 6%. Indeks chip PHLX melonjak hampir 5%.
Baca juga : Wall Street Datar, Investor Tunggu Pertemuan Bank Sentral
JPMorgan Chase, Goldman Sachs, Citigroup dan Wells Fargo akan merilis hasil kuartalan pada hari Selasa, menandai dimulainya musim laporan keuangan yang akan dicermati oleh investor untuk melihat tanda-tanda dampak tarif terhadap perusahaan-perusahaan terbesar di Wall Street.
Pada perdagangan mata uang, dolar AS menguat 0,1% pada Yen di level 152,40 yen. Indek dolar, di level 99,289. Penguatan Greenback dibawah bayang-bayang rencana pemangkasan suku bunga Fed. Pasar meyakini (97,8%) bahwa penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin akan dilakukan dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 29 Oktober, dibandingkan dengan peluang 98,3% sehari sebelumnya, menurut alat FedWatch CME Group.
Euro hampir tidak bergerak di level $1,1566 setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak seruan untuk mengundurkan diri pada hari Senin, karena pemerintahan terbarunya diancam oleh dua mosi tidak percaya yang dapat menjatuhkannya pada akhir pekan.
Pada perdagangan komoditi, harga Minyak mentah Brent terakhir naik 0,4% ke level $63,56 per barel setelah laporan OPEC pada hari Senin menunjukkan pasokan minyak dunia diperkirakan akan mendekati permintaan tahun depan karena kelompok OPEC+ yang lebih luas meningkatkan produksi, menandai perubahan dari proyeksi bulan lalu, yang memproyeksikan kekurangan pasokan pada tahun 2026.
Sementara harga emas naik 0,7% ke level $4.138,39 per ons, menunjukkan sedikit tanda-tanda akan melemah karena logam mulia terus mencetak rekor. Kenaikan harga di awal sesi Asia, didorong oleh fundamental yang bullish.
Bank of America memperkirakan harga emas di tahun 2026 dapat mencapai $5.000/oz. Pandangan ini didukung oleh kerangka kebijakan Gedung Putih yang tidak lazim, seperti defisit fiskal, peningkatan utang, dan dorongan untuk memangkas suku bunga.
Bitcoin terakhir turun 0,9% ke level $114.789,90, sementara Ether turun 1,5% ke level $4.223,14. (Lukman Hqeem)