Beritakota.id, Jakarta – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI), Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), E. Aminudin Aziz, menggaungkan pentingnya redefinisi peran perpustakaan dan pustakawan. Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada Kongres XVI Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dan Seminar Ilmiah Nasional 2025 yang digelar di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (17/9/2025).
Kongres yang berlangsung hingga 19 September 2025 ini menjadi forum tertinggi bagi organisasi pustakawan, dengan agenda utama meninjau AD/ART, kode etik, merumuskan program kerja, dan memilih Ketua Umum IPI periode 2025–2028.
Aminudin Aziz menyoroti perhatian publik yang semakin meningkat terhadap dunia perpustakaan, yang ditandai dengan liputan khusus media nasional. Ia menegaskan bahwa perpustakaan harus menjadi ruang inovasi, kreativitas, dan pengembangan ilmu pengetahuan, bukan hanya sekadar tempat penyimpanan buku.
“Sering kali pustakawan dianggap orang yang pasif. Padahal pustakawan sejatinya adalah pewaris khazanah peradaban dan fasilitator masa depan. Mereka bukan manusia yang kehilangan kreativitas, melainkan ilmuwan dan profesional dengan misi mulia,” tegas Aminudin Aziz.
Ia menekankan pentingnya memuliakan pustakawan sebagai garda depan yang menghubungkan warisan masa lalu dengan tantangan masa depan. Ia juga menitipkan harapan kepada IPI untuk terus mengembangkan profesionalisme anggotanya, mengangkat martabat profesi, dan menjadi mitra strategis Perpusnas.
Ketua Umum IPI, T. Syamsul Bahri, juga menyoroti AI sebagai “pedang bermata dua”, menawarkan peluang besar sekaligus menghadirkan tantangan bagi profesi pustakawan. Tantangan tersebut meliputi kompetensi, etika, tanggung jawab, dan relevansi profesi di era digital.
Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, turut menyampaikan kebanggaannya karena Batam dipercaya menjadi tuan rumah Kongres. Ia mengaitkan momentum ini dengan sejarah panjang literasi di tanah Melayu, yang menjadi cikal bakal Bahasa Indonesia.
Acara ini tidak hanya diisi dengan sidang pleno, tetapi juga Seminar Ilmiah Nasional bertema “Pustakawan di Era Kecerdasan Buatan: Peluang dan Tantangan” dengan menghadirkan narasumber nasional dan internasional. Selain itu, terdapat pula pameran perpustakaan, teknologi informasi, dan produk lokal yang terbuka untuk masyarakat.
Kongres XVI IPI diharapkan menjadi tonggak penting penguatan profesi pustakawan Indonesia, agar tetap relevan dan berdaya saing di era digital dan AI, serta terus berkontribusi vital dalam gerakan literasi nasional. Ini adalah saat yang tepat untuk redefinisi perpustakaan dan pustakawan menghadapi tantangan dan meraih peluang di masa depan.