Beritakota.id, Jakarta – Komunitas Gastronomi Indonesia (IGC) menggelar Gastronomy Talks di Universitas Atma Jaya, Jakarta pada Sabtu, 9 Maret 2024.
Acara tersebut dihadiri oleh para narasumber dari berbagai latar belakang, termasuk perwakilan pemerintah, akademisi, dan praktisi. Mereka membahas Strategi Diplomasi Gastronomi Indonesia dari program Indonesia Spice Up the World (ISUTW) hingga pelaksanaan Gala Dinner dalam KTT ASEAN dan G20.
Sejak diperkenalkannya Narasi Tunggal Indonesia Spice Up the World di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi pada tahun 2022, Indonesia telah mengadopsi gagasan serupa untuk mempromosikan makanan, minuman, rempah-rempah, dan produk siap konsumsi ke luar negeri. Ria Musiawan, Ketua Umum IGC, menekankan pentingnya diplomasi gastronomi sebagai alat untuk memperkenalkan produk makanan dan minuman Indonesia ke dunia internasional.
Gastronomy Talks bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya mempromosikan gastrodiplomasi Indonesia di kancah global, serta memberikan edukasi tentang kebijakan, strategi, dan implementasi yang terkait. Kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan warisan kuliner Indonesia sebagai bagian integral dari identitas bangsa dan sebagai sarana untuk memperkuat persatuan.
Menurut Odo Manuhutu, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari Kemenko Maritim dan Investasi, program Indonesia Spice Up the World (IUSTW) memfokuskan pada tiga pendekatan utama, yakni pengembangan restoran yang sudah ada melalui ekspansi pasar dan lisensi, pengembangan produk siap saji, dan peningkatan manajemen rantai pasok.
Ani Nigeriawati, Direktur Komunikasi Publik dari Kementerian Luar Negeri, menyoroti pentingnya penyelenggaraan Gala Dinner dalam KTT ASEAN dan G20 sebagai bagian dari strategi diplomasi lembut untuk mendukung kepentingan nasional Indonesia. Dia menekankan peran penting tren gaya hidup luar negeri dalam meningkatkan permintaan akan keunikan kuliner Indonesia.
Baca juga: Spice and Rice Festival, Side Event G20 Mengusung Kearifan Lokal untuk Keberlanjutan Global
Sementara itu, Teuku Rezasyah, seorang dosen senior, menekankan perlunya menentukan indikator yang tepat dalam strategi gastrodiplomasi untuk menarik konsumen. Nilai-nilai seperti keberagaman, persatuan, dan keberagaman harus dimasukkan ke dalam strategi tersebut. Chef Ivan Mangundap menambahkan bahwa tantangan utama saat ini adalah membuat makanan Indonesia disukai oleh berbagai selera dengan memperhatikan asal-usul makanan yang sesuai dengan preferensi konsumen.
Melalui upaya-upaya ini, Indonesia terus memperkuat posisinya dalam kancah internasional melalui diplomasi gastronomi yang kreatif dan berkelanjutan.
Respon (1)