Geram Bertahun-tahun Tak Diperbaiki, Warga Ketanggan Tanam Pohon di Jalan Rusak

Beritakota.id, Batang – Kekecewaan warga Plelen-Kedawung, Batang, memuncak. Geram atas kerusakan jalan utama yang tak kunjung diperbaiki, mereka menanami ruas jalan dengan pohon sengon dan rumput liar sebagai bentuk protes. Aksi blokade ini dilakukan setelah banyak pengguna jalan terjatuh akibat kondisi jalan yang licin dan berlumpur, terutama setelah hujan deras kemarin sore.

Masalah ini telah berlangsung bertahun-tahun setiap musim penghujan tiba. Penyebab kerusakan dan kekecewaan warga  adalah saat hujan deras pada Jumat (27/6) sore menjadi pemicu utama longsoran tanah yang menutupi badan jalan, diperparah dengan tidak adanya drainase yang memadai. Selain itu, aktivitas penambangan tanah oleh PT ESA di lokasi tersebut, yang merupakan lahan milik perusahaan daerah Kabupaten Batang, dituding memperparah kerusakan dan sama sekali tidak menunjukkan kepedulian terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Sekelompok pemuda Desa Ketanggan yang tergabung dalam aksi ini mengaku banyak menerima keluhan dari warga dan pengguna jalan. Mereka akhirnya memblokade jalan untuk mencegah lebih banyak insiden.

Fatchullah Akbar, perwakilan tokoh pemuda, menyampaikan bahwa jalan utama ini merupakan akses vital ekonomi warga dan jalur utama menuju Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) sebelum KITB membangun jalan sendiri. “Sampai hari ini, jalan ini masih sangat tidak layak dan membahayakan pengguna jalan serta masyarakat karena minimnya penunjuk arah, penerangan, dan drainase,” tegas Akbar, Minggu (29/6).

Baca juga : Cerita Haru Tukang Becak di Batang Dapat Rumah Subsidi

Ia menambahkan, dengan kondisi jalan seperti ini, pertumbuhan ekonomi sulit terwujud. Kekecewaan warga Ketanggan bukanlah hal baru. Mereka telah lama mengeluhkan kondisi ini dan bahkan pernah melakukan aksi serupa setahun lalu, yang sempat menghasilkan kesepahaman dengan pihak terkait. Namun, hingga kini, kondisi jalan masih jauh dari kata layak.

Jalan ini sebenarnya merupakan akses utama yang terdampak sejak adanya proyek rel ganda, pembangunan jalan tol, dan proyek strategis nasional KITB. Namun, pemerintah dan pihak terkait seolah menutup mata dan tidak menunjukkan tanggapan atau kepedulian atas kondisi jalan ini. “Sudah bertahun-tahun, setiap musim hujan kondisinya pasti seperti ini,” ujar Sulung Sanetpo Warih, salah satu warga yang ikut dalam aksi, mengungkapkan kegeramannya terhadap perusahaan yang tidak peduli lingkungan sekitar.

Masyarakat sangat berharap aksi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Mereka menuntut agar jalan segera diperbaiki, termasuk pembersihan longsoran, pembangunan drainase, dan pemasangan penerangan jalan. Dengan demikian, akses warga menjadi layak dan dapat memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat sekitar, khususnya warga Ketanggan.

Kelompok masyarakat ini juga menaruh harapan besar agar kondisi ini menjadi perhatian pemerintah pusat, terutama Presiden Prabowo, mengingat Desa Ketanggan merupakan salah satu desa penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) KITB. (Herman Effendi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *