Beritakota.id, Jakarta – Harga emas mengalami penurunan tajam pada perdagangan di hari Senin (12/05/2025), turun lebih dari 3% karena ketegangan perdagangan mereda. Namun demikian, ada sejumlah pandangan bahwa para investor sejatinya belum saatnya untuk mengambil untung. Dengan kata lain, harga logam mulia tersebut mungkin masih akan mencapai rekor tertinggi baru.
Pandangan tersebut berdasarkan tren yang mendasari pergerakan harga emas sejauh ini tetap positif. Kemajuan dalam pembicaraan perdagangan antara AS dan Cina selama akhir pekan secara signifikan memang meredakan ketegangan perdagangan, memicu selera risiko (risk appetite) dan melemahkan permintaan emas sebagai aset safe haven.
Namun, sebagian pelaku pasar akan menginginkan kemajuan yang lebih untuk menuju kesepakatan perdagangan AS dan mitra dagang utama lainnya. Pandangan ini menganggap penurunan emas akan “terbatas” dari sini, setidaknya pada awalnya. Kisaran harga $3.200 akan mejadi level dukungan penting dalam jangka pendek.
Pada hari Senin, emas untuk kontrak pengiriman Juni turun $116, atau 3,5%, menjadi $2.228 per ons di Comex. Itu adalah persentase kerugian harian terbesar untuk kontrak teraktif sejak 23 April dan penutupan terendah sejak 1 Mei, menurut Dow Jones Market Data.
Sejauh ini, ada pandangan yang menyatakan bahwa tren harga emas masih bullish. Dasar pertimbangannya bahwa pergerakan harga sejak paruh kedua tahun 2022 trennya terus naik . Kenaikan harga emas di tahun ini saja sebesar 25% , sementara koreksi saat ini masih sebesar 2%. Kondisi saat ini memang masih di kisaran overbought.
Emas telah mengalami pertumbuhan tren historis sebesar 6% per tahun, dan telah meningkat “jauh di atas garis tren tersebut sehingga memasuki area 20% di wilayah teratas. Pun demikian, ini tidak berarti bahwa emas akan segera berbalik arah. Namun perlu diwaspadai bahwa perdagangan emas adalah perdagangan yang ramai dengan sedikit margin kesalahan jika kondisi yang mendukung emas mulai memburuk, bisa saja harga akan lekas berbalik.
Hal yang penting adalah saat ini bukan saatnya untuk mengambil untung dari emas, namun lebih tepat untuk melakukan akumulasi beli seraya menahan posisi emas tersebut. Harga emas masih belum menembus rata-rata pergerakan selama 50 hari di tahun ini. Ini masih memberikan alternatif pilihan investasi bagi investor global pada asset yang tanpa daya tarik pembayaran bunga atau dividen tersebut.
Masih ada cukup banyak ketidakpastian ekonomi di luar sana, dan ketegangan geopolitik tetap tinggi. Kebijakan moneter secara umum cenderung longgar. Bahkan dengan kenaikan dolar baru-baru ini, tren penurunan sejak awal tahun masih utuh. Permintaan bank sentral dan meningkatnya minat investor juga mendukung.
Skenario pilihannya adalah harga emas melakukan konsolidasi dalam kisaran $3.500 – $3.200, dimana terdapat risiko secara moderat untuk perpanjangan penurunan ke $3.165 – $3.150. Harga emas terakhir kali naik ke rekor tertinggi intraday $3.509,90 pada 22 April. Emas masih berpeluang menguji kembali $3.500 dalam beberapa minggu kedepan.