Beritakota.id, Jakarta – Memasuki paruh kedua tahun 2025, industri asuransi nasional dihadapkan pada tantangan yang cukup kompleks, mulai dari tekanan global, inflasi, hingga peningkatan rasio klaim di sektor asuransi umum. Indonesia Financial Group (IFG), sebagai holding BUMN di sektor asuransi, penjaminan, dan investasi, menilai pentingnya peran strategis industri asuransi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.

Dalam forum “IFG Media Brief: Insurance Industry Outlook – Challenges and Opportunities” yang digelar di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (30/7), IFG mengangkat tema “Insurance as an Integrated Economic System” sebagai bentuk penegasan bahwa industri asuransi tidak hanya berfungsi sebagai instrumen proteksi, melainkan juga bagian integral dari pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Sekretaris Perusahaan IFG, Denny S. Adji, menjelaskan bahwa asuransi berperan sebagai pelindung risiko yang mendukung keberlanjutan sektor produktif serta perlindungan sosial bagi masyarakat. Ia menegaskan bahwa kebijakan yang terintegrasi, pengawasan yang adaptif, dan peningkatan literasi publik menjadi pondasi utama dalam membangun ekosistem keuangan yang kokoh dan berkelanjutan.

“Di tengah tekanan eksternal dan domestik, industri asuransi perlu menata ulang pendekatan bisnis dengan menempatkan tata kelola, inovasi, dan integrasi sebagai fondasi utama,” ujar Denny.

Dalam paparannya, Denny juga menyebut bahwa peluang industri asuransi tetap terbuka melalui reformasi kebijakan dan digitalisasi layanan. Hal ini diperkuat oleh komitmen para pemangku kepentingan untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih tangguh dan inklusif.

Industri asuransi dan dana pensiun juga disebut memegang peranan penting sebagai investor di pasar keuangan nasional, dengan kepemilikan sekitar 19% pada Surat Berharga Negara (SBN). IFG mencatat bahwa sekitar 63% aset investasi industri dialokasikan ke obligasi, sementara sisanya tersebar di saham, deposito, dan reksa dana.

Acara ini turut menghadirkan pemaparan dari para peneliti IFG Progress, yaitu Ibrahim Kholilul Rohman, Mohammad Alvin Prabowosunu, dan Rosi Melati. Ketiganya memaparkan outlook ekonomi terkini, performa industri asuransi jiwa dan umum, serta tantangan makro yang perlu diantisipasi para pelaku industri ke depan.

IFG berharap melalui forum ini, media dan masyarakat dapat memperoleh insight strategis dan perspektif berbasis data mengenai arah pengembangan industri asuransi di Indonesia.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat membangun persepsi yang lebih konstruktif terhadap industri asuransi nasional,” tutup Denny. (Herman Effendi / Lukman Hqeem)