Indonesia Amankan 420 Juta Vaksin Corona, Berikut Rinciannya

Beritakota.id, Jakarta – Pemerintah telah mengamankan pasokan 420 juta vaksin virus Corona (Covid-19) dari sejumlah produsen. Vaksin berjumlah ratusan juta itu akan dikirim hingga 2022.

“Indonesia telah mengamankan lebih dari 420 juta dosis vaksin untuk 180 juta penduduk,” kata Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto dalam webinar, Kamis (18/2/2021).

Berdasarkan dokumen yang dipaparkan Menteri Koordinator Perekonomian itu, untuk 2021, pemerintah mengamankan vaksin Sinovac 125.504.000, Novavax 52 juta, Covax/Gavi 54 juta, AstraZeneca 59 juta, dan Pfizer 50 juta.

Lalu vaksin Covid-19 yang diamankan untuk 2022, yaitu vaksin Novavax 22 juta, Covax/Gavi 24 juta, AstraZeneca 23,8 juta, dan Pfizer 16.496.000.

Jika dijumlahkan, vaksin yang diamankan di tahun ini sebanyak 340.504.000 dan di tahun depan 86.296.000. Jadi totalnya adalah 426.800.000.

Namun, Airlangga tak menjelaskan lebih lanjut mengenai angka-angka tersebut sudah final atau belum. Dia juga tak menjelaskan sejauh mana komitmen produsen-produsen itu untuk memasok vaksin ke Indonesia dengan jumlah tersebut.

Sebagian vaksin dari AstraZeneca juga akan tiba bulan ini. Namun begitu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut jadwal tersebut belum pasti.

“Rencana akhir Februari ya tapi belum pasti ya,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.

Jumlah vaksin AstraZeneca yang akan masuk ke Indonesia pada akhir bulan ini sedikitnya 2,5 juta dosis. Bisa saja jumlahnya lebih banyak dari itu.

“(Vaksin yang akan masuk) mungkin sekitar 2,5 juta tapi bisa lebih ya,” tambahnya.

Sejauh ini, Indonesia bakal memasok vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis. PT Bio Farma (Persero) telah menandatangani perjanjian pembelian vaksin AstraZeneca.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menyetujui vaksin Corona AstraZeneca sebagai penggunaan darurat. Hal itu mendorong pemberian vaksinasi AstraZeneca diperluas di sejumlah negara berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *