Beritakota.id, Jakarta – Di tengah pandemi Covid-19 ini hampir dipastikan seluruh sektor bisnis terkena dampaknya. Namun, lain halnya dengan sektor bisnis direct selling atau network marketing yang kerap kali disebut dengan multi level marketing sektor bisnis ini masih menyimpan peluang bisnis yang prospektif.
Hal itu diutarakan oleh Dian Endryana selaku salah satu Top Leader 15 skala nasional perusahaan Oriflame, sebuah perusahaan kosmetik yang menawarkan berbagai produk kecantikan dan perawatan kulit melalui jaringan penjual mandiri.
Untuk diketahui, Oriflame didirikan pada tahun 1967 ini sudah beroperasi di lebih dari 60 negara, termasuk Indonesia. Sistem kerjanya yang mudah, membuat Oriflame kerap dijadikan peluang bisnis yang menjanjikan.
Tak ayal Ibu muda ini pun menceritakan perjalanan karirnya bisa mencapai puncak di bisnis perusahaan asal Swedia tersebut. Ia awalnya merupakan seorang engineer yang bekerja di sektor oil & gas.
Mimpinya untuk memiliki banyak waktu dengan keluarga dan kebebasan finansial kendati harus beraktivitas di rumah sekalipun. Ia pun akhirnya mulai bergabung sejak sembilan tahun lalu, atau tepatnya pada April 2011.
Banting stri dari seorang engineer dunia yang jauh sekali dengan kecantikan, bisnis apalagi bisnis seperti MLM. Namun, dirinya sempat menjajal bisnis online shop baju anak. Tapi hasilnya belum memuaskan sampai akhirnya diajak kakak bergabung di Oriflame ini.
“Awalnya sempat menolak sih namun akhirnya memutuskan untuk gabung setelah melihat kakak saya bisa berpenghasilan Rp 4,7 juta/ bulan dari bisnis ini hanya dalam waktu 5 bulan sejak dia mulai. MLM adalah bisnis paling related yang bisa dimulai oleh seorang ibu rumah tangga biasa yang tidak memerlukan modal besar untuk memulai,” ceritanya kepada awak redaksi Beritakota.id belum lama ini.
Dengan impian awal hanya ingin menghasilkan minimal Rp 4 juta/ bulan ia lalui proses dengan belajar sistem, mengajak orang, melakukan pembinaan team tanpa disangka bisa punya penghasilan Rp 6 juta/ bulan di bulan ke-3 bergabung.
“Saya bisa menjadi Diamond Director di tahun pertama, menjadi Executive Director di tahun kedua, bahkan Alhamdulillah bisa capai level President di tahun 2018 dan menjadi bagian dari Top 15 nasional sampai hari ini,”Ungkapnya
Ketika ditanyakan Bencmark MLM kerap kali diidentikan dengan Money Game? Ia pun sebelum join di MLM pun punya pemikiran bahwa ini bisnis yang tidak jelas. Tapi dari upline-upline dirinya dapat pengetahuan dan jadi mengerti bedanya yang namanya direct selling atau MLM murni dengan money game. Dan banyak kok pelaku-pelaku MLM yang membangun branding MLM secara baik dan elegant sampai hari ini.
“Sebelum Anda gabung ke MLM pastikan dulu perusahaannya bukan money game, terdaftar di Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), jelas dan legal,”ucap Dian.
Dalam mendapatkan atau mengajak member baru, seorang Dian mengatakan bahwa sejak awal pihaknya mengerjakan bisnis ini sudah online (thn 2011). “Lewat sosial media, kami membangun branding mulai dari sharing produk sampai enaknya bisa bekerja dan menghasilkan dari rumah, dengan begitu banyak teman bahkan orang yang belum kenal melihat dan tertarik untuk beli produk atau bahkan memulai bisnisnya bersama kami,”paparnya. Kendala dalam merekrut ya? image negative tentang MLM seperti yang tadi disebutkan masih ada, tapi setelah mereka kenal kita mereka akan trust untuk gabung bisnis kita. Dan komunitas Dian hingga saat ini tersebar di penjuru Indonesia bahkan luar negeri.
“Bonus pertama saya di Oriflame waktu itu Rp 900 ribu, tapi Alhamdulillah, atas izin Allah, kerja keras dan konsisten sampai hari ini ibu rumah tangga seperti saya bisa menghasilkan income di atas Rp 100 juta setiap bulannya,” pungkasnya
Diluar reward mobil yang pernah di dapat CRV (2012), BMW (2013), rumah (2016) dan Mercedes (2018) serta perjalanan ke luar negri 2 x setahun. Semoga ini tidak dianggap pamer ya, selain saya ingin menyampaikan bahwa bisnis ini kalau ditekuni bisa sangat luar biasa hasilnya,”jelasnya.
Dian juga sangat prihatin dengan adanya pandemi, banyak sekali yang terkena dampak secara ekonomi. Tetapi dikatakan Dian, kita juga harus tetap bergerak maju, dan Alhamdulillah di Oriflame sendiri pada bulan Juni justru mencatat rekor 100.000 orang baru yang bergabung dan langsung aktif. Di bulan Agustus Oriflame merayakan menjadi #1 perusahaan penjualan langsung di Indonesia.
“Market saya dari dulu wanita muda, karyawan, mahasiswa namun setelah pandemi muncul market baru seperti mereka yang dirumahkan dari pekerjaannya (contoh karyawan-karyawan hotel), pria-pria yang masih bekerja namun sedang mencari income tambahan, ada juga istri-istri yang suaminya mengalami pengurangan gaji akhirnya memilih bergabung dan menghasilkan lewat Oriflame,”terangnya smuringah.
Respon (1)