Beritakota.id, Surabaya — Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia, E. Aminudin Aziz hadir sebagai salah satu narasumber utama dalam Seminar Nasional Forum Kerja Sama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (FKP2TN) yang diselenggarakan di Gedung ASEEC Tower, Universitas Airlangga, Surabaya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda Rapat Kerja dan Seminar Nasional FKP2TN 2025 yang berlangsung pada 30 Juli hingga 1 Agustus 2025.
Mengusung tema “Sinergi Perpustakaan Perguruan Tinggi Menuju Indonesia Akses Tunggal: Mewujudkan Kolaborasi dan Berbagi Sumber Daya”, seminar ini mempertemukan kepala perpustakaan perguruan tinggi, pustakawan, akademisi, dan pemangku kepentingan dari seluruh Indonesia untuk membahas arah baru pengelolaan informasi dan kolaborasi strategis antarperpustakaan.
Dalam pemaparannya, Aminudin Aziz menekankan pentingnya memastikan akses literatur ilmiah global yang inklusif guna mendukung kemajuan riset dan peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
“Kita harus membangun ekosistem akses informasi yang tidak hanya lengkap dan luas tetapi juga efisien, disinilah konsep Indonesia Akses Tunggal (SATU) menjadi relevan,” ujarnya.
Baca juga: Perpusnas Gelar Pameran Akbar Kisah Perjuangan Pangeran Diponegoro hingga 20 Agustus
Ia menjelaskan bahwa Perpusnas telah memfasilitasi akses terhadap e-journal internasional melalui platform e-resources yang dilanggan secara nasional. Namun, Aminudin juga menyoroti adanya duplikasi langganan antara Perpusnas dan sejumlah perguruan tinggi, yang dinilai tidak efisien dari sisi anggaran.
Untuk itu, Perpusnas bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi telah menandatangani nota kesepahaman pada Maret serta perjanjian kerja sama pada Juni 2025 guna mewujudkan program SATU.
“Langkah selanjutnya adalah membangun portal nasional berbasis single sign-on, memperkuat kurasi koleksi berdasarkan kebutuhan nyata kampus, serta membagi biaya langganan agar lebih efisien,” tambahnya.
Kebijakan ini, lanjutnya, akan memperkecil kesenjangan akses informasi antarperguruan tinggi, sekaligus memperkuat literasi digital dan memperluas inklusi pengetahuan di Indonesia.
Seminar ini juga menghadirkan Dirjen Sains dan Teknologi Kemendiktisaintek, Ahmad Najib Burhani serta Ilham Akhsanu Ridlo, pegiat sains terbuka dari LMU Munich, Jerman.
Sesi pemaparan Aminudin dimoderatori oleh Nurenzia Yannuar dari Universitas Negeri Malang dan dilanjutkan dengan diskusi interaktif bersama para peserta.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan