Beritakota.id, Jakarta – PT Pertamina Energy Terminal (PET) bersama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menandatangani Joint Study Agreement (JSA) untuk pengembangan dan pemanfaatan Green Hydrogen, dalam rangkaian acara 11th Indonesia International Geothermal Conference & Exhibition (IIGCE) 2025 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (17/9) lalu.

Penandatanganan kerja sama strategis ini disaksikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, serta turut dihadiri jajaran pejabat tinggi, pelaku industri energi terbarukan, dan tokoh-tokoh penting lainnya seperti Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), perwakilan Dewan Energi Nasional, Komisi VII DPR RI, serta para CEO industri geothermal.

Melalui JSA ini, PGE dan PET akan melakukan studi bersama terkait pembangunan Green Hydrogen Plant di wilayah Ulubelu, Lampung, serta pemanfaatan green hydrogen di terminal-terminal PET sebagai bagian dari roadmap Green Terminal. Kerja sama ini juga mencakup pengelolaan air (water treatment) untuk mendukung operasional Green Hydrogen Plant dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah konkret dalam mewujudkan visi “Beyond Electricity” yang diusung oleh PGE.

“Proyek ini menjadi bagian penting dari upaya kami membangun ekosistem green hydrogen secara end-to-end, mulai dari produksi, distribusi, hingga pemanfaatan. Ini merupakan kontribusi nyata PGE dalam mendukung transisi menuju industri rendah karbon,” ujar Julfi.

Baca juga : PLN Resmikan 21 Unit Green Hydrogen Plant, Terbanyak di Asia Tenggara

Sementara itu, Direktur Utama PET, Bayu Prostiyono, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan tonggak awal bagi PET dalam memperkuat portofolio Green Energy.

“Studi ini tidak hanya mendukung roadmap Green Terminal PET, tetapi juga mencerminkan komitmen Pertamina Group dalam transisi energi, dekarbonisasi, dan hilirisasi industri. Sinergi ini diharapkan mendorong efisiensi energi dan mempercepat pencapaian target Net Zero Emission 2060,” jelas Bayu.

Sebagai pengelola lima terminal energi strategis di Indonesia, PET memandang studi pengembangan green hydrogen ini sebagai langkah penting dalam mewujudkan terminal-terminal hijau (green terminals). Pemanfaatan green hydrogen di lingkungan Pertamina Group diharapkan menjadi solusi nyata dalam penyediaan energi bersih yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Pertamina Group sebagai pelopor dalam sektor energi baru terbarukan (EBT). (Herman Effendi / Lukman Hqeem)