Beritakota.id. Jakarta – Indonesia dan Tiongkok memperkuat kolaborasi strategis melalui Two Countries Twin Parks untuk mendorong Investasi dan pertumbuhan ekonomi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Two Countries Twin Parks merupakan inisiatif strategis dua negara strategis, Indonesia dan China.

Menurutnya kolaborasi ini bertujuan membangun dua kompleks industri di antara kota kembar, di antara kedua negara, agar sinergi kedua industri dan rantai nilai kedua negara dapat optimal.

Hal itu disampaikan Airlangga Hartarto pada acara “The City of Blessings” China-Indonesia Economic and Trade Exchange dan Matchmaking Conference Two Countries Twin Parks di Jakarta, Rabu (26/11/2025).

Kawasan kembar atau twin parks tersebut menjadi simbol terbentuknya ekosistem kolaboratif yang menggabungkan keunggulan komparatif Indonesia, mulai dari ketersediaan sumber daya termasuk potensi SDM, hingga kekuatan pasar domestik, dengan kapasitas Tiongkok dalam penyediaan teknologi, pembiayaan, dan pengalaman di sektor manufaktur. Sinergi tersebut diharapkan mampu memperkuat daya saing industri dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca juga: Cegah Fraud Kopdes, Kemenkop dan Aspenda Jajaki Kerja Sama

Selanjutnya, TCTP diharapkan dapat menjadi katalis bagi peningkatan investasi Tiongkok di Indonesia, khususnya melalui pengembangan kawasan industri di Batang yang saat ini menjadi proyek bersama TCTP kedua negara.

Airlangga juga berharap kerja sama tersebut dapat diperluas ke berbagai wilayah lainnya, salah satunya Pulau Bintan sebagai salah satu potensi lokasi pengembangan berikutnya. Sektor investasi utama Tiongkok terutama pada industri logam sebesar USD4 miliar dan industri farmasi sebesar USD1 miliar pada 2024.

Hal ini dikarenakan Indonesia telah memiliki 19 perjanjian perdagangan, termasuk dengan Uni Eropa, yang akan berlaku efektif pada tahun 2027. Hal tersebut tentu akan membuka akses baru bagi produk-produk buatan Indonesia dan memperkuat daya tarik Indonesia.

Untuk itu, Menko Airlangga berharap kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan dengan mempercepat kolaborasi dalam proyek kedua negara.

Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kota Fuzhou, Republik Rakyat Tiongkok, kembali memperkuat hubungan ekonomi melalui penandatanganan 16 Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama investasi dengan total nilai mencapai Rp36,4 triliun.

Penandatanganan dilakukan oleh para pelaku usaha Indonesia dan Tiongkok, serta disaksikan oleh Menko Airlangga.

Sebanyak 16 proyek kerja sama tersebut akan mulai diimplementasikan pada tahun 2026 dan mencakup sejumlah sektor prioritas nasional, yakni ekspor baja, nikel, dan komoditas industri, pengolahan pangan dan kelautan, industri perikanan terpadu, pengembangan energi matahari dan sistem penyimpanan energi, batubara dan rantai pasok bahan baku industri, riset dan kolaborasi kecerdasan buatan Indonesia–Tiongkok, teknologi baru dan peralatan industri, serta pengembangan kawasan industri dan rantai pasok energi baru.

Nilai investasi Rp36,4 triliun tersebut merepresentasikan 24,3% dari total komitmen investasi US$10 miliar yang disampaikan Pemerintah Kota Fuzhou saat menerima kunjungan Kemenko Perekonomian pada Agustus 2025 lalu.

“Kita membutuhkan lebih banyak proyek di sektor industri baja, manufaktur, perikanan, tekstil, pertanian, seperti teh, furnitur, teknologi baru seperti drone, baterai EP, termasuk infrastruktur dan AI itu sendiri. Sektor seperti ini prospektif bagi Indonesia, dan Pemerintah Indonesia berharap dengan penandatanganan nota kesepahaman hari ini, kolaborasi antara Tiongkok dan Indonesia semakin erat,” kata Airlangga.