Menteri UMKM Minta Driver Ojol Tak Perdebatkan Besaran Potongan Aplikasi

Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurahman meminta para pengemudi ojek online (ojol) untuk tidak terlalu mempersoalkan besaran potongan aplikasi (Beritakota.id/Herman Effendi)
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurahman meminta para pengemudi ojek online (ojol) untuk tidak terlalu mempersoalkan besaran potongan aplikasi (Beritakota.id/Herman Effendi)

Beritakota.id, Jakarta – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurahman meminta para pengemudi ojek online (ojol) untuk tidak terlalu mempersoalkan besaran potongan atau skema bagi hasil dari masing-masing aplikasi transportasi daring. ernyataan ini disampaikan Maman sehari setelah ratusan pengemudi ojol menggelar aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, yang salah satu tuntutannya adalah menurunkan potongan aplikasi dari 20% menjadi 10%.

Dalam keterangannya kepada awak media di Kantor Kementerian UMKM, Rabu (21/5/2025), Maman mengungkapkan bahwa sebelumnya ia telah melakukan pertemuan dengan perwakilan dari pengelola aplikasi GoTo dan Grab. Pada hari yang sama, ia juga menerima perwakilan dari Maxim dan InDrive.

Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, Maman menegaskan bahwa tidak ada satu pun aplikasi yang memberlakukan potongan lebih dari 20%. Ia menyebutkan bahwa skema bagi hasil yang diterapkan oleh masing-masing platform bervariasi.

“Di GoTo dan Grab, skema bagi hasil rata-rata berada di kisaran 14% hingga 20%. Di Maxim, tarifnya berkisar antara 8% hingga 13%, sementara InDrive rata-ratanya di angka 10,54%,” jelas Maman.

Baca Juga: Soal Pemotongan 20 Persen, Grab Berdalih untuk Jaminan Keamanan dan Kenyamanan Mitra Ojol

Dengan adanya variasi skema potongan antar aplikasi, Maman menyarankan para pengemudi untuk memilih platform yang paling sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka.

“Kalau ada rekan-rekan pengemudi ojol yang merasa keberatan dengan potongan 15–20%, bisa mempertimbangkan menggunakan Maxim yang hanya memotong 8–13%, atau InDrive yang rata-ratanya 10,54%. Jadi saya rasa ini bisa disederhanakan saja,” ujarnya.

Maman juga menekankan pentingnya fleksibilitas bagi mitra pengemudi dalam memilih aplikasi, agar ekosistem usaha digital yang telah berkembang ini tetap terjaga. Ia mengingatkan bahwa tidak hanya pengemudi yang terlibat, tetapi juga banyak pelaku UMKM seperti merchant makanan dan minuman yang menggantungkan usahanya pada aplikasi-aplikasi tersebut.

“Sebagai Menteri UMKM, saya melihat langsung bahwa di dalam ekosistem aplikator ini terdapat banyak pelaku usaha mikro yang menjual makanan, minuman, dan sebagainya. Jadi ini bukan hanya soal pengemudi, tapi juga soal keberlangsungan banyak pihak,” tambahnya.

Ia pun mendorong para pengemudi untuk tidak terpaku pada satu aplikasi saja.

“Toh, tidak ada larangan bagi teman-teman ojol untuk menggunakan dua atau tiga aplikasi sekaligus. Fleksibilitas itu penting,” pungkas Maman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *