Beritakota.id, Jakarta –Impian memiliki rumah mungkin bagi sebagian orang merupakan hal biasa apalagi bagi sebagian orang berpenghasilan lumayan dan berduit, tidaklah susah untuk mewujudkannya.
Tapi tidak halnya dengan orang yang berpenghasilan rendah alias pas-pasan. Salah satunya seperti aku ini, apa iya bisa punya rumah dengan penghasilan pas-pasan. Keinginan memiliki rumah buat aku merupakan sesuatu yang luar biasa.
Impian itu sudah lama sekali semenjak rumah tempat berteduh kami sekeluarga terpaksa harus dijual, yang akhirnya membuat aku harus mengontrak pindah sana pindah sini, yang sudah beberapa kali pindah. Rasanya cape juga yaa….kapan aku bisa punya rumah sendiri kalau terus pindah-pindah , keinginan itu selalu menjadi mimpi yang harus terwujud dan juga menjadi prioritasku. Aku harus punya rumah, harus…harus…harus.
Setiap melewati perumahan tempat aku tinggal dulu, aku selalu menatap duuuh bagus-bagus amat yaa rumahnya, dengan tekat yang kuat, yakin pasti bisa ,.langsung tercetus keinginan yang kuat untuk bisa punya rumah. Yaa Allah berikan kemudahan untuk hamba untuk bisa memiliki rumah sendiri, tidak perlu besar cukup yang mungil tapi aman dan nyaman untuk kami berteduh. Selalu berdoa memohon kepada Zat yang Maha Segalanya. Aku yakin Allah pasti mengabulkan doaku.
Aku mulai browsing mencari info2 rumah subsidi yang bisa terjangkau dengan penghasilanku.Tapi kalau ingin ambil KPR harus punya tabungan di BTN pikir aku. Datanglah aku ke Bank BTN kebetulan dekat tempat kontrakan ku.
Sesampainya di Customer Service (CS), aku langsung bilang mau buka rekening, CSnya tanya untuk apa Bu, untuk bisa ambil KPR.
Persyaratannya sudah aku lampirkan, pas sampai dicek Kartu Keluarga(KK) aku masih terdaftar KK yang lama, padahal aku sudah punya KK terbaru, dimana KK yang lama atas nama kakakku orangnya sudah pindah 5 tahun yang lalu. Alhasil aku disuruh ke Dukcapil. Bukanya malas mengurus ke dukcapil, tapi aku sudah wara wiri ke dukcapil untuk mengurus KK perihal sekolah anakku, dari mulai ganti KK baru, validasi, sampe kesalahan satu huruf anakku, bolak balik ke Dukcapil.
Akhirnya aku pending dulu untuk buka rekening BTN. Akhirnya aku tabung dulu di rumah, dan rencana uang simpanan yang tidak seberapa besar ini bisa buat DP.
Ketika aku browsing dan cari info kesana kemari tentang rumah subsidii, aku menemukan salah satu iklan properti daerah Cikarang, kalau mencari yang rumah terjangkau dan subsidi pastinya sudah masuk daerah-daerah pelosok, tidak mungkin dekat perkotaan.
Mustika Village Sukamulya, aku cari-cari info tentang perumahan tersebut. Iklanya sih bagus, rumah murah meskipun bukan subsidi, tapi cukup terjangkau dengan Masyarakat Berpenghasilan Rendah(MBR).
Developernya kerjasama dengan properti asal Jepang, entah kenapa pikir aku kalau ada berbau Jepang, pastinya bagus, pengalaman waktu kecil punya sepeda mini dibawain dari Jepang pas bapakku berlayar, itu awet dan masih mulus meskipun sudah bertahun-tahun, terus aku juga pakai kompor gas buatan Jepang, awet sudah ada 6 tahunan lebih sampe sekarang. Nah…pastinya perumahan Mustika Land ini juga bagus, hehehe …menurut aku sih.
Aku masukin no hpku untuk dihubungi pihak developer, lewat satu hari, aku dihubungi marketingnya dan kebetulan juga pas ada open house. Setelah ditanya- tanya, aku disarankan pake nama anakku, Karna umurnya masih 22 tahun jadi bisa lama cicilannya. Selanjutnya aku langsung bayar booking fee.
Informasi yang aku dapat buka rekening Bank BTN pas akad, ternyata semudah itu, apabila disetujui dari pihak Bank BTN, aku pikir harus buka rekening dulu sebelumnya. Ternyata aku salah.
Aku juga dijelaskan apabila mau ambil KPR yaa melalui KPR BTN itu banyak kelebihannya antara lain, lebih mudah diaccnya, prosesnya cepat dan kenaikan suku bunganya tidak tinggi, karena Bank BTN memang Bank penyedia perumahan. Sampai saat ini, aku masih on proses dan sudah dihubungi dari Bank BTN.
Semoga mimpi aku untuk bisa punya rumah bisa terwujud seperti mimpi Bapak Presiden Jokowi yaitu “Rumah yang layak untuk masyarakat Indonesia,”.
Rumah layak juga merupakan Amanat dari Bung Hatta yang disampaikan saat Kongres Perumahan Rakyat Sehat, di Bandung tanggal 25-30 Agustus 1950. Pada kesempatan tersebut Wakil Presiden Mohamad Hatta mengungkapkan, bahwa cita-cita untuk terselenggaranya kebutuhan perumahan rakyat bukan mustahil untuk diwujudkan. Ditegaskan juga bahwa rakyat berhak mendapatkan penghidupan yang layak berupa hak untuk mendapatkan rumah.