Beritakota.id, Banten – Indonesia mengambil langkah krusial dalam memperkuat struktur industri nasional dengan peresmian pabrik petrokimia baru PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, pada Kamis (6/11). Acara peresmian yang dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ini menjadi penanda investasi strategis senilai hampir Rp60 triliun, sekaligus menjadi bukti konkret kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Indonesia, khususnya di sektor kimia dasar.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, pembangunan pabrik ini merupakan bagian integral dari upaya pemerintah untuk mempercepat transformasi dan penguatan industri kimia nasional. “Kehadiran pabrik baru ini menunjukkan Indonesia masih menjadi destinasi utama investasi global di sektor manufaktur, terutama industri kimia dasar,” ujar Menperin.

Pabrik baru LCI, dengan fasilitas Nafta Cracker kedua di Indonesia setelah lebih dari 30 tahun, diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi bahan baku, mempercepat industrialisasi, dan memperluas investasi strategis di sektor petrokimia. Langkah ini krusial mengingat kebutuhan bahan kimia nasional pada tahun 2024 mencapai lebih dari 53 juta ton per tahun, namun sebagian besar masih bergantung pada impor.

Baca Juga: Lotte Indonesia Resmikan Pabrik Choco Pie Canggih di Cikarang

“Pembangunan pabrik Lotte Chemical Indonesia New Ethylene (LINE) menjadi langkah strategis mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan kimia dasar,” jelas Menperin.

Fasilitas ini mulai beroperasi secara komersial pada Oktober 2025 dan terintegrasi dengan pabrik polietilena (PE) berkapasitas 450 ribu ton yang telah beroperasi sebelumnya, sehingga diharapkan mampu meningkatkan efisiensi rantai produksi.

Selain memperkuat rantai pasok nasional, investasi ini juga akan membuka peluang bagi tumbuhnya industri turunan baru berbasis produk aromatik dan olefin. Menperin menambahkan, pengembangan industri kimia sejalan dengan arah kebijakan pembangunan nasional yang tertuang dalam Asta Cita, khususnya dalam memperkuat struktur industri dan meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri.

Sinyal Positif dari Data Industri

Kinerja sektor manufaktur Indonesia menunjukkan tren positif. Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Oktober 2025 tercatat sebesar 51,2%, dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) mencapai 53,50%. Pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas pada Triwulan II 2025 mencapai 5,6%, sementara sektor industri kimia, farmasi, dan tekstil tumbuh lebih tinggi sebesar 6,7%. Sektor industri manufaktur juga masih menjadi motor utama ekonomi nasional dengan realisasi investasi mencapai Rp366,6 triliun pada semester I tahun 2025, atau sekitar 38,9% dari total investasi nasional.

Kemitraan Kuat dan Visi Masa Depan

Chairman LOTTE Group, Shin Dong-bin, menekankan bahwa pembangunan pabrik ini menjadi simbol kemitraan kuat antara Korea Selatan dan Indonesia.
“Proyek ini merupakan salah satu investasi terbesar perusahaan Korea di Indonesia, melambangkan kemitraan yang kuat antara kedua negara, serta akan menjadi fondasi penting untuk memperkuat industri petrokimia Indonesia dan daya saing nasionalnya,” ungkapnya.

Dengan teknologi desain mutakhir dan sistem rendah karbon, LCI diproyeksikan mampu menciptakan nilai ekonomi sekitar USD 2 miliar per tahun, memperkuat rantai pasok industri hilir, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat dan berkelanjutan.

Dampak Positif dan Manfaat Strategis Pabrik LCI, dengan luas 110 hektare, memiliki kapasitas produksi besar, meliputi:

1 juta ton etilena
520 ribu ton propilena
350 ribu ton polipropilena
140 ribu ton butadiena
400 ribu ton BTX (benzena, toluena, xilena)