Beritakota.id, Jakarta – Health Collaborative Center (HCC) telah merilis hasil penelitian terbarunya yang menunjukkan bahwa 4 dari 10 orang di Jabodetabek atau sebanyak 44 persen warga di Jabodetabek mengalami kesepian derajat sedang. Sedangkan 6% mengalami kesepian derajat berat dan 50% sisanya mengalami kesepian derajat ringan.
“Jadi kalo kita ketemu 100 orang di mall, 60 orang itu mengalami kesepian derajat sedang,” ungkap dr. Ray dalam peluncuran hasil studi terbarunya, Selasa (19/12/2023).
Studi ini melibatkan 1229 responden selama 3 bulan terakhir, dengan penelitian dipimpin oleh Dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK. Hasilnya menunjukkan hubungan signifikan antara kesepian dan beberapa faktor, termasuk status perantauan, usia di bawah 40 tahun, status belum menikah, dan jenis kelamin perempuan.
Dalam diskusi dengan awak media pada Selasa (19/12/2023) di Jakarta, menurut Dr. Ray, perantau di Jabodetabek memiliki hampir dua kali lipat risiko mengalami kesepian.
Lebih dari itu, 62% responden mengaku tidak cocok dengan lingkungan pergaulan mereka, dan 45% tidak dapat berbagi hobi yang sama dengan lingkungan sekitar.
Hal ini menciptakan indikator kesepian yang tidak menyenangkan, seiring dengan rekomendasi WHO bahwa kesepian dapat berdampak negatif pada kesehatan jiwa dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Baca juga: Penelitian Health Collaborative Center (HCC): Pemaknaan Stunting di Indonesia Masih Salah Kaprah
Penelitian juga menyoroti bahwa lebih dari setengah penduduk usia di bawah 40 tahun mengalami kesepian, menantang anggapan bahwa kelompok usia muda yang aktif seharusnya memiliki dukungan sosial yang memadai.
Status perkawinan juga berpengaruh, di mana 60% mereka yang belum menikah atau janda/duda mengalami kesepian, khususnya perempuan, terangnya.
Studi ini dilakukan oleh Dr. Ray dan Yoli Farradika, MEpid, melibatkan 1229 responden mayoritas dari Jabodetabek dengan mayoritas perempuan berusia 21-60 tahun.
Metode survei online menggunakan UCLA Loneliness Scale tervalidasi, dan studi mendapatkan izin etik dari Komisi Etik Kesehatan.
Dr. Ray menekankan bahwa meskipun hasilnya tidak merepresentasikan kondisi secara umum, mereka memberikan indikasi yang cukup kuat untuk menjadi acuan, diskusi, dan rekomendasi bagi masyarakat, tenaga kesehatan, dan pemerintah.
HCC merekomendasikan solusi, termasuk mengadopsi konsep ruang publik ramah interaksi yang telah berhasil diimplementasikan di negara-negara Eropa dan Amerika sebagai langkah efektif mengatasi masalah kesepian di masyarakat Indonesia.