Beritakota.id, Jakarta – Bursa saham utama di Wall Street sebagian besar bergerak datar di hari Selasa (21/10/2025), dengan hasil positif dan proyeksi dari perusahaan-perusahaan terkemuka AS memberikan sedikit dukungan. Suasana positif ini mendorong investor membukukan keuntungan dalam perdagangan emas, alhadil harga logam mulia turun lebih dari 5%. Sementara dalam perdagangan mata uang, Yen jatuh ke level terendah dalam satu minggu setelah Sanae Takaichi terpilih sebagai perdana menteri Jepang. Indek Nikkei 225 Jepang ditutup pada rekor tertinggi pada hari Selasa.
Harga emas spot turun 5,31% menjadi $4.123,85 per ons, dan mengalami persentase penurunan harian tertajam sejak Agustus 2020. Harga mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di $4.381,21 pada hari Senin dan telah naik sekitar 60% tahun ini.
Presiden AS Donald Trump mengatakan ia berharap dapat mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping ketika keduanya bertemu minggu depan di Korea Selatan, dan mengecilkan risiko bentrokan terkait isu Taiwan. Prospek resolusi juga membantu meningkatkan sentimen investor, seiring dengan kesepakatan antara Australia dan Amerika Serikat untuk pasokan mineral tanah jarang.
Dalam laporan keuangan, saham GM, melonjak setelah perusahaan menaikkan proyeksi setahun penuhnya, dan Coca-Cola, menguat setelah perusahaan melaporkan hasil yang melampaui estimasi analis. Namun, sektor teknologi S&P 500 turun 0,2%, setelah bereaksi terhadap beberapa kejutan pendapatan cukup moderat. Laba-laba lebih baik dari yang diharapkan karena perusahaan terus memperoleh sedikit keuntungan dalam hal margin, yang menunjukkan bahwa (perusahaan) harus melewati tarif atau membebankan tarif kembali kepada importir.
Baca juga : Wall Street Datar, Investor Tunggu Pertemuan Bank Sentral
Indek Dow Jones naik 218,16 poin, atau 0,47%, menjadi 46.924,74, S&P 500 naik 0,22 poin, relatif stabil, menjadi 6.735,35, dan Nasdaq turun 36,88 poin, atau 0,16%, menjadi 22.953,67. Indeks bursa saham global MSCI turun 0,84 poin, atau 0,08%, menjadi 994,85. Indeks STOXX 600, naik 0,21%.
Terhadap yen Jepang, dolar menguat 0,81% menjadi 151,96. Takaichi menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang dan pemimpin Partai Demokrat Liberal yang berkuasa pada hari Selasa. Para pedagang yakin bahwa pemerintahan Takaichi dapat memperkeruh prospek suku bunga dan mendorong peningkatan belanja fiskal.
Dolar juga menguat terhadap mata uang lainnya. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, naik 0,35% menjadi 98,95, dengan euro turun 0,33% menjadi $1,1602.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS menurun karena investor menantikan langkah selanjutnya dari Federal Reserve. The Fed dapat memangkas suku bunga sebanyak tiga kali dalam enam bulan ke depan berdasarkan ekspektasi pasar, sementara Bank Sentral Eropa, yang akan bertemu minggu depan, diperkirakan tidak akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Imbal hasil obligasi acuan AS 10-tahun turun 2,9 basis poin menjadi 3,959%, dari 3,988% pada Senin sore. Kepercayaan investor terpukul keras pekan lalu karena banyaknya kredit macet di bank-bank regional AS yang memicu kekhawatiran atas risiko kredit yang mengancam meluas ke pasar yang lebih luas. Penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan juga membebani aset-aset berisiko.
Harga minyak berakhir lebih tinggi. Minyak mentah Brent berjangka naik 31 sen, atau 0,5%, menjadi $61,32 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman November, yang berakhir pada penutupan Selasa, ditutup naik 30 sen, atau 0,5%, menjadi $57,82.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan