Beritakota.id, Jakarta – 200 tahun setelah Perang Diponegoro, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menyelenggarakan pameran monumental bertajuk “Martabat” untuk mengenang perjuangan heroik Pangeran Diponegoro dan semangat juang bangsa Indonesia. Pameran yang dibuka secara resmi oleh Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, dan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, ini bukan sekadar pameran sejarah, melainkan refleksi mendalam tentang arti martabat dan harga diri bangsa.

Menggandeng sejarawan Inggris ternama, Peter Carey, Perpusnas mengangkat esensi Perang Jawa sebagai perebutan martabat – “I want respect!” – sebuah semangat yang selaras dengan visi Perpusnas: “Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa”. Pameran ini menyajikan kisah lengkap Pangeran Diponegoro, dari masa kecilnya hingga pengasingan, melalui naskah-naskah klasik, artefak bersejarah, dan kutipan langsung dari Babad Diponegoro, autobiografi Diponegoro yang telah diakui UNESCO sebagai Memory of the World.

Pameran “Martabat” terbagi dalam empat subtema: “Mustahar: Masa Kecil Sang Pangeran”, “Perang Sabil: Api yang Dinyalakan”, “Muslihat: Di Tepi Senja Seorang Pejuang”, dan “Lentera Bangsa: Ia yang Tak Pernah Padam”. Pengunjung akan diajak menyelami perjalanan hidup Diponegoro, memahami konteks Perang Jawa sebagai perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan, menyaksikan kekejaman penangkapannya, dan mengagumi warisan moralnya yang hingga kini masih menginspirasi. Koleksi berharga seperti keris dan replika pelana kuda Diponegoro dari Museum Nasional turut menambah kekayaan pameran ini.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyatakan apresiasi atas inisiatif Perpusnas ini. Ia menekankan pentingnya refleksi sejarah bagi generasi muda agar memahami bahwa kemerdekaan Indonesia diraih melalui perjuangan panjang dan pengorbanan besar.

Pameran “Martabat” akan berlangsung hingga 20 Agustus 2025 di Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Jakarta. Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan semangat juang dan martabat bangsa melalui pameran yang luar biasa ini!