Beritakota.id, Tangerang – Primaya Hospital Tangerang terus memperkuat posisinya sebagai pusat layanan kesehatan berteknologi tinggi di Indonesia dengan menghadirkan inovasi medis mutakhir dan penerapan standar keselamatan pasien yang ketat. Rumah sakit ini sukses melaksanakan Live Case Complex PCI – Managing Complex Calcified Coronary Lesion with Intravascular Lithotripsy (IVL) untuk menangani kasus jantung kompleks, sekaligus meraih dua penghargaan bergengsi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) atas komitmen terhadap keselamatan dan keamanan radiasi di bidang Radiologi Diagnostik dan Intervensional serta Radioterapi. Langkah ini menjadi bukti nyata konsistensi Primaya Hospital Tangerang dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang modern, aman, dan berbasis teknologi tinggi bagi seluruh pasien.

Dalam kegiatan Live Case Complex PCI, tim dokter spesialis jantung Primaya Hospital Tangerang menampilkan penerapan teknologi Intravascular Lithotripsy (IVL), sebuah metode revolusioner yang memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk menghancurkan kalsium pada pembuluh darah koroner tanpa merusak dindingnya. Prosedur ini dilakukan oleh tim dokter spesialis jantung berpengalaman, yakni dr. Rony M. Santoso, Sp.JP(K), FIHA, FAPSC, FESC, FSCAI dan dr. Tito Phurbojoyo, Sp.JP(K), FIHA dari Primaya Hospital Tangerang, bekerja sama dengan dr. Bambang Budiono, Sp.JP, FIHA, FAPSC, FAPSIC, FSCAI dari Primaya Hospital Makassar, serta Prof. dr. Teguh Santoso Sukamto, MD, KKV, Sp.JP, FACC, FESC, PhD dari Medistra Hospital Jakarta.

“Tidak semua lesi kalsifikasi pada pasien jantung harus diatasi dengan operasi bypass. Teknologi seperti IVL memungkinkan fragmentasi kalsium tanpa merusak pembuluh darah, memberikan hasil yang lebih aman dan efektif. Melalui kegiatan ini, kami ingin mendorong peningkatan kompetensi dokter dan tenaga kesehatan dalam menangani kasus kompleks secara komprehensif,” jelas dr. Rony M. Santoso, Jumat (31/10).

Live case tersebut menampilkan tiga prosedur intervensi jantung, termasuk dua kasus calcified lesion pada LAD dan RCA, serta satu kasus Left Main Bifurcation (Medina 1,1,1). Seluruh tindakan disiarkan langsung dari Cath Lab Primaya Hospital Tangerang dan menjadi sarana edukatif bagi para tenaga medis untuk memperdalam pemahaman mengenai strategi intervensi kompleks dengan Drug-Eluting Stent (DES) serta pemanfaatan intravascular imaging dalam memastikan hasil klinis yang optimal.

Menurut dr. Putri Syam, B.Med.Sc., MARS., MM, Direktur Primaya Hospital Tangerang, kegiatan tersebut merupakan bagian dari strategi rumah sakit dalam memperkuat layanan unggulan Heart & Vascular Center.

“Kegiatan ini menjadi wujud konsistensi kami dalam memperkuat layanan unggulan jantung terpadu. Dengan pendekatan learning by doing, kami terus berinovasi menghadirkan layanan yang mengutamakan keselamatan, akurasi, dan empati dalam setiap tindakan medis,” ungkapnya.

Selain unggul di bidang kardiovaskular, Primaya Hospital Tangerang juga menorehkan prestasi di ranah layanan radiasi medis. Rumah sakit ini berhasil meraih dua penghargaan dari BAPETEN untuk kategori Keselamatan dan Keamanan Nuklir Radiologi Diagnostik dan Intervensional (Rumah Sakit) dan Keselamatan dan Keamanan Nuklir Radioterapi

Baca juga : Primaya Fair 2025: Perkuat Akses dan Edukasi Kesehatan bagi Masyarakat

Penghargaan tersebut menjadi pengakuan atas penerapan standar keselamatan radiasi tertinggi di seluruh lini layanan radiologi dan radioterapi rumah sakit, mulai dari perlindungan terhadap pasien, tenaga medis, hingga keamanan lingkungan.

“Keberhasilan kami di bidang teknologi medis kardiovaskular dan layanan radiasi adalah hasil sinergi antara inovasi, ketepatan klinis, dan budaya keselamatan yang kuat. Kami percaya bahwa teknologi canggih harus selalu berjalan berdampingan dengan empati dan keselamatan pasien sebagai prioritas utama,” pungkas dr. Putri Syam. (Herman Effendi / Lukman Hqeem)