Beritakota.id, Jakarta – Sektor properti dan industri di Indonesia bersiap menjadi pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), dan pelaku industri menunjukkan optimisme tinggi terhadap prospek sektor ini di tahun 2026 dan seterusnya.

Buhari Sirait, Direktur Pembiayaan Perumahan Perkotaan, Direktorat Jenderal Perumahan Perkotaan Kementrian PKP menegaskan target pemerintah untuk membangun dan merenovasi tiga juta unit rumah hingga tahun 2029. Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menyediakan hunian layak dan berkelanjutan bagi masyarakat, sekaligus mendukung pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi.

“Kami ingin memastikan setiap keluarga, terutama masyarakat berpenghasilan rendah, memiliki akses terhadap hunian layak yang aman dan terjangkau,” ujar Buhari dalam Forum Inabanks Investment & Property Outlook: Peluang dan Tantangan Bisnis Tahun 2026, yang digelar di Jakarta, Rabu (12/11)

Pemerintah juga telah menyiapkan berbagai kebijakan dan fasilitas, termasuk pembebasan BPHTB, percepatan perizinan, serta dukungan pembiayaan melalui FLPP (Rp25,1 triliun) dan KUR Perumahan (Rp130 triliun). Skema rent-to-own juga akan diperluas untuk memudahkan pekerja informal memiliki rumah.

Optimisme ini juga didukung oleh proyeksi penurunan suku bunga BI, stimulus fiskal, dan proyek infrastruktur strategis seperti MRT dan LRT.

Propertinomic: Paradigma Baru Pendorong Ekonomi

Adri Istambul Lingga Gayo Sinulingga, Kepala Badan Advokasi REI, memperkenalkan paradigma “Propertinomic,” yang memandang sektor properti sebagai pengungkit utama perekonomian. Riset LPEM UI menunjukkan sektor ini menyumbang sekitar 16% terhadap PDB nasional dan menciptakan 19 juta lapangan kerja.

“Properti adalah katalis pertumbuhan dan instrumen pemerataan kesejahteraan,” jelas Adri. Kombinasi PPN DTP, program 3 juta rumah, dan digitalisasi OSS diharapkan mempercepat ekspansi properti.

Midea Investasi di Batam: Sinyal Positif Industri

Sektor industri juga menunjukkan geliat positif. PT Midea Electronics Indonesia berencana membangun pabrik energi pintar di Batam, fasilitas pertama Midea di luar Tiongkok dengan kapasitas produksi 4 GWh.

“Kami melihat Indonesia sebagai pusat pertumbuhan industri berteknologi tinggi di Asia Tenggara,” ungkap Masagus Meidino, B2B Head Midea.

Pabrik seluas 60.000 m² ini akan memproduksi smart appliances dan solusi energi berkelanjutan. Investasi ini diharapkan memperkuat rantai pasok energi hijau dan mendorong transformasi industri nasional.

Prospek Cerah di 2026

Pengamat properti dari CBRE Indonesia, Anton Sitorus, memperkirakan tahun 2026 akan menjadi fase pemulihan moderat. Ia menyoroti pertumbuhan positif pada segmen logistik dan industri, dengan proyeksi suku bunga KPR turun dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

“Stabilitas makroekonomi dan dorongan kebijakan fiskal akan memperkuat keyakinan investor,” ujarnya. Tren utama properti ke depan mencakup gedung hijau berkelanjutan, kawasan TOD, dan adopsi PropTech.