Beritakota.id, Jakarta – Sebuah riset mendalam yang dilakukan Yayasan Rawamangun Mendidik (YRM) sepanjang tahun 2025, membuka mata terhadap dinamika perhatian media massa dan masyarakat terhadap isu pendidikan di Indonesia. Hasilnya mengejutkan: isu pendidikan nyaris tak mendapat tempat di media massa, sementara masyarakat justru aktif membahasnya di platform media sosial.
Media Massa ‘Abaikan’ Isu Pendidikan
Riset yang dilakukan dari Januari hingga Oktober 2025 terhadap delapan portal berita nasional yakni Kompas, Tempo, Tribunnews, Kumparan, Liputan6, Detik, CNNIndonesia dan SINDOnews mengungkap fakta yang memprihatinkan. Dari sekitar 618.000 artikel yang dimuat di delapan portal berita tersebut, hanya 1.499 artikel (0,0024%) yang membahas tentang pendidikan. Angka ini menunjukkan betapa minimnya perhatian media massa terhadap isu krusial ini. Fokus utama pemberitaan tentang pendidikan lebih banyak terfokus pada SDM Pendidikan dan Kurikulum.
“Hasil riset ini menunjukkan bahwa media massa belum menjadikan isu pendidikan sebagai agenda setting utama,” ujar Direktur Riset YRM, Rahmat Edi Irawan saat memaparkan hasil riset.
“Perlu ada kajian lebih mendalam mengapa isu pendidikan belum dianggap ‘seksi’ untuk diangkat oleh media,” Rahmat Edi Irawan.
Masyarakat Aktif Berdiskusi di Medsos
Berbanding terbalik dengan minimnya pemberitaan di media massa, isu pendidikan justru mendapat perhatian yang cukup besar di platform media sosial “X” (sebelumnya Twitter). Selama periode yang sama, tercatat 250.731 cuitan atau sekitar 835 cuitan per hari tentang pendidikan.
Menariknya, sebagian besar cuitan tersebut bernada positif (63,25%), menunjukkan adanya harapan dan dukungan terhadap bidang pendidikan. Hanya sebagian kecil yang bernada negatif (30,5%) dan netral (6,25%).
Hal tersebut menunjukkan, bahwa selain memberikan perhatian masyarakat masih sangat peduli terhadap bidang pendidikan.
Riset YRM ini memberikan gambaran yang jelas tentang tantangan yang dihadapi bidang pendidikan di Indonesia. Media massa memiliki peran penting dalam membentuk opini publik dan mendorong perubahan. Minimnya pemberitaan tentang pendidikan dapat menyebabkan isu-isu penting terkait pendidikan kurang mendapat perhatian dari masyarakat.
Yayasan Rawamangun Mendidik (YRM) juga menekankan perlunya riset lanjutan untuk memahami lebih dalam dinamika perhatian masyarakat di platform media sosial lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat membuka mata semua pemangku kepentingan, termasuk Kemenristekdikti, Kemendikdasmen, media massa, dan masyarakat luas, untuk lebih memberikan perhatian pada pendidikan sebagai investasi penting bagi kemajuan bangsa.


