Beritakota.id, Jakarta – Rumah Belajar Abhipraya, program pendidikan nonformal di bawah naungan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), berhasil masuk sebagai salah satu finalis ajang internasional Grassroots Innovation Powered by Purpose. Penghargaan diberikan kepada inisiatif akar rumput yang dinilai mampu menghadirkan solusi nyata bagi permasalahan di komunitas, dengan dampak langsung dan berkelanjutan.

“Kami terpilih karena program Rumah Belajar ini dinilai berangkat dari kebutuhan nyata di lapangan dan melibatkan masyarakat sejak awal. Pendekatannya sederhana tapi berdampak, terutama untuk anak-anak yang sebelumnya tidak punya akses belajar tambahan,” kata Relawan Rumah Belajar YAICI, Abida Azzahra.

Inovasi pembelajaran menjadi nilai tambah yang membuat Rumah Belajar Abhipraya menonjol. Fasilitas yang terletak di Gang Dahu, Legoso, Kecamatan Ciputat Timur ini menawarkan alternatif pendidikan yang berpusat pada anak dan terhubung dengan kehidupan sehari-hari. Metode belajar pun menggunakan cara yang relatif berbeda dengan sekolah formal yang cenderung kaku.

Abida Azzahra menjelaskan, Rumah Belajar mengintegrasikan Outdoor Creative Learning atau pembelajaran di luar kelas yang mengaitkan materi pelajaran dengan alam dan kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini membuat konsep abstrak lebih mudah dipahami, menumbuhkan rasa ingin tahu, serta membentuk karakter anak secara alami.

Relawan yang merupakan mahasiswa dengan jurusan pendidikan ini melanjutkan, metode ini menghadirkan pembelajaran kontekstual, aman, dan mendorong rasa ingin tahu tanpa takut salah. Anak-anak dapat belajar didampingi relawan, sehingga proses belajar terasa dekat, relevan, dan membuat mereka lebih percaya diri.

“Model ini mengisi kesenjangan bagi anak-anak yang tertinggal di pendidikan arus utama, memberi mereka dukungan dan rasa aman untuk berkembang,” katanya.

Rumah Belajar Abhipraya telah menjadi oase pendidikan anak-anak marjinal di tengah himpitan ekonomi orang tua mereka. Tempat ini menghidupkan kembali kecintaan anak-anak terhadap aktivitas belajar melalui kreativitas, permainan, dan koneksi dengan dunia nyata.

Selama setahun terakhir, Rumah Belajar Abhipraya telah menyelenggarakan sesi pembelajaran yang menyenangkan dan langsung menyentuh tiga aspek utama: pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Rumah Belajar Abhipraya telah menjangkau 100 anak, 60 orang tua, dan mengadakan 16 sesi baru yang menumbuhkan rasa ingin tahu, kepercayaan diri, dan semangat belajar anak-anak di komunitas sumber daya rendah.

Abida menceritakan perkembangan anak-anak yang awalnya minder sekarang sudah berani berbicara di depan kelas, atau yang dulu malas belajar sekarang rajin datang lebih awal. Dia pun berharap agar pendidikan di Indonesia bisa lebih merata, kreatif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari anak.

“Jadi bukan hanya soal nilai, tapi juga membentuk karakter dan keterampilan hidup mereka,” katanya.

Dengan masuknya Rumah Belajar Abhipraya ke 10 besar finalis Grassroots Innovation Powered by Purpose, YAICI semakin percaya diri untuk memperluas jangkauan, menambah ragam kegiatan, dan terus menghadirkan inovasi pembelajaran yang memerdekakan anak untuk tumbuh sesuai potensinya.

Selain Rumah Belajar Abhipraya, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia atau disingkat YAICI juga bergerak di bidang sosial dan pemberdayaan masyarakat melalui program seperti penyuluhan gizi, kelas keterampilan hidup, dan kegiatan lingkungan seperti pilah sampah serta urban farming. Melalui seluruh programnya, organisasi nirlaba ini berharap dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan di komunitas akar rumput.