Beritakota.id, Jakarta – Pandemi Covid-19 telah mempercepat transformasi digital, baik dari sisi permintaan maupun pelanggan. Teknologi digital akan tetap dilakukan dan berpeluang besar untuk tetap digunakan pascapandemi Covid-19 ini. Hal itu pula yang mendasari platform i-Community sebagai wadah para pebisnis dan profesional berinteraksi dan berkolaborasi bagi kemajuan bisnis untuk menggagas forum diskusi, Indonesia Digital Transformation Forum yang akan berlangsung pada 25 Februari 2023 di Ibis Harmony.
Juanda Rovelim, Founder i-Community mengatakan sejak pandemi covid-19 banyak perusahaan dipaksa bertransformasi secara digital. Dan kalau mau merunut kebelakang sebelum ini ada yang namanya revolusi industri ketiga yaitu information technology (IT), setiap perusahaan dituntut memberikan informasi teknologi (IT) . Sekarang di revolusi industri keempat, lebih ke digital platform transformation, IoT (internet of thing), Blockchain dan lainnya.
Juanda menyampaikan ini masih baru di Indonesia, dan belum lama ini ramai-ramai soal Chat GPT itu adalah bagian dari Artificial Intelligence (Ai) dan kedepan makin banyak platform digital yang makin ekstrem, mungkin bisa menggantikan berapa lagi yang hilang. Kalau jaman information technology itu pekerjaan yang standard dan rutinitas itu sudah hilang. Yang tadinya penjaga kasir, penjaga pintu tol, penjaga parkir dan lainnya itu hanya digantikan sebuah sistem itu hilang.
Lanjutnya, dengan adanya Ai, IoT dan lainnya itu akan banyak lagi. Mungkin profesi seniman akan hilang karena dengan Ai bisa mendesain, bisa menggantikan penulis karena Ai bisa bikin tulisan-tulisan.
“Itu yang kita pingin angkat jadi jangan sampai telat. Memang suatu revolusi industri yang baru harus diciptakan forum untuk pelaku industri berdiskusi, berkolaborasi menghadapi perubahan transformasi digital,” pungkasnya. Dan ini yang pertama digital transformation diselenggarakan i-Community.
Ini bukan event sekedar sekali ketemu setelah itu selesai, tapi ini akan ada lanjutannya networking, dan kolaborasinya. “Kita siapkan ruang networking khusus. Dan mereka akan dipertemukan dengan para pakarnya agar mereka tidak tersesat. Dengan adanya komunitas bisa saling menjaga, memberikan insight dan masukan-masukan,” ungkapnya.
Untuk target pesertanya sendiri, pihaknya menargetkan 100 sampai 200 perserta dan tahap awal ini memang dibuat small group agar mereka saling intens. Untuk saat ini ada empat sektor yang nanti dibahas sektor bisnis, properti, perbankan, dan industri kesehatan. Untuk tiketnya sendiri terbagi menjadi dua reguler Rp 350.000 dan VIP Rp 750.000.
Untuk pembicaranya sendiri menghadirkan para pakar di bidangnya, seperti Rangga Derana Niode – Ketua Umum BPC HIPMI Kepulauan seribu, Tomi Wistan Wakil Ketua Umum Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) bidang Bisnis, Usaha & UMKM, Susanty Widjaja – Ketua Umum Asosiasi Lisensi Indonesia, DR. Dr. Bayu Prawira Hie – Executive Director Intelectual Business Community, Andy K Natanael – Property Marketing Advisor, Sandy Hartawan – Co founder / CEO Lightbridge, Dr Kristoforus Hendra Djaya, SpPD, MBA – Founder & CEO inHarmony Group, Gupta Sitorus – Chief Sales and Marketing Officer WIR Group, Andra Yusuf – Chief Commercial Officer Jubelio dan Denny JA.
Dikesempatan yang sama, Paulus Sulastri CoFounder iCommunity mengatakan banyak komunitas di Indonesia untuk pebisnis dan profesional, tetapi kita belajar apa kelebihan komunitas yang ada yang udah bagus diteruskan.
“Tetapi yang kita lihat belum menggunakan platform juga, internet atau belum terdigitalisasi . karena itu kami mencoba mendigitalisasikan komunitas. Dan kita menjadi yang pertama di Indonesia yang mewadahi para pebisnis dan profesional berinteraksi dan berkolaborasi bagi kemajuan bisnis,”tandasnya.