Beritakota.id, Jakarta – Harga minyak naik pada awal perdagangan di hari Kamis (17/07/2025), membalikkan kerugian dari sesi sebelumnya. Jatuhnya harga didorong oleh data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan dari konsumen minyak utama dunia dan tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan.

Minyak mentah Brent di bursa berjangka naik 27 sen, atau 0,39%, menjadi $68,79 per barel pada pukul 00.00 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS berjangka naik 31 sen, atau 0,47%, menjadi $66,69. Kedua patokan tersebut turun lebih dari 0,2% pada sesi sebelumnya.

Baca juga : Harga Minyak Dunia Turun, Pasokan Diyakini Akan Melimpah

Persediaan minyak mentah AS turun 3,9 juta barel menjadi 422,2 juta barel pekan lalu, menurut Badan Informasi Energi (EIA) pada hari Rabu, penurunan yang lebih tajam dari perkiraan untuk penarikan 552.000 barel, menunjukkan aktivitas kilang yang lebih kuat, pasokan yang lebih ketat, dan peningkatan permintaan.

Terdapat sedikit dukungan dari lingkungan margin yang menguntungkan terkait sektor penyulingan. Selisih produk tetap relatif lebar di semua kawasan. Namun, peningkatan persediaan bensin dan solar yang lebih besar dari perkiraan membatasi kenaikan harga.

Gambaran ekonomi terbaru bank sentral AS, yang dirilis pada hari Rabu, menunjukkan aktivitas meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Namun, prospeknya “netral hingga sedikit pesimis” karena para pelaku bisnis melaporkan bahwa tarif impor yang lebih tinggi memberikan tekanan kenaikan harga.

Data ekonomi Cina menunjukkan pertumbuhan melambat pada kuartal kedua, tetapi tidak seburuk yang dikhawatirkan sebelumnya, sebagian karena adanya front-loading untuk mengalahkan tarif AS, yang meredakan kekhawatiran atas kondisi ekonomi negara pengimpor minyak mentah terbesar di dunia tersebut.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa produksi minyak mentah Tiongkok pada bulan Juni naik 8,5% dibandingkan tahun lalu, yang menyiratkan permintaan bahan bakar yang lebih kuat.

Selain itu, dukungan kenaikan harga datang dari berita positif terkait meredanya ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan AS dengan Presiden Trump mencabut larangan penjualan cip AI ke Tiongkok bersamaan dengan pengumuman kesepakatan dagang dengan Indonesia.

Presiden AS Donald Trump memberikan optimisme baru tentang prospek kesepakatan dengan Beijing terkait obat-obatan terlarang. Ia juga mengisyaratkan bahwa kesepakatan dagang dengan India sudah sangat dekat, sementara kesepakatan dengan Eropa juga mungkin tercapai.

Tarif perdagangan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global, dan pada gilirannya mengurangi permintaan bahan bakar, sehingga menekan harga.