Beritakota.id, Jakarta – SUN Energy, pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau solar panel komersial dan industri (C&I) terdepan di Indonesia, resmi mengukuhkan diri sebagai developer PLTS Atap nomor satu di Indonesia. Tonggak penting ini ditandai dengan tercapainya 200 MW kapasitas terpasang sejak berdiri pada 2016. Perayaan pencapaian tersebut berlangsung di fasilitas PT Lami Packaging Indonesia (LamiPak) di Cikande, Serang, Banten, Kamis (28/8) yang menjadi salah satu proyek PLTS Atap terbesar di sektor kemasan aseptik dengan total kapasitas 5,33 MW.
Hingga pertengahan 2025, SUN Energy telah membangun lebih dari 300 proyek PLTS Atap di 20 provinsi, melayani lebih dari 50 sektor industri mulai dari Fast Moving Consumer Goods (5,5%), otomotif (2,8%), makanan & minuman (5,2%), hingga pertambangan (6,2%). Portofolio kliennya mencakup perusahaan ternama seperti Unilever, Avian, Ajinomoto, Astra Group, hingga LamiPak.
Dari total kapasitas 200 MW yang telah dikembangkan, SUN Energy diperkirakan mampu menghasilkan lebih dari 295 juta kWh energi bersih per tahun serta menekan emisi karbon hingga 228 ribu ton CO₂ per tahun. Angka ini setara dengan manfaat ekologis dari penanaman lebih dari 3,1 juta pohon.
“Sejak awal berdiri, visi kami adalah menjadikan SUN Energy sebagai mitra utama industri dalam transisi energi. Dengan pencapaian 200 MW kapasitas terpasang, kami resmi mengukuhkan diri sebagai developer PLTS Atap nomor satu di Indonesia. Namun capaian ini bukan garis akhir, melainkan titik tolak transformasi kami. SUN Energy kini bergerak melampaui Solar-as-a-Service menuju Sustainability-as-a-Service dengan menghadirkan solusi berkelanjutan mulai dari energi surya, penyimpanan energi, solusi elektrifikasi armada dan ekosistem kendaraan listrik, hingga pengelolaan air,” ungkap Emmanuel Jefferson Kuesar, CEO SUN Energy.
LamiPak Indonesia menjadi salah satu mitra strategis dalam pencapaian ini. Sejak 2024, LamiPak memulai transformasi energi bersih melalui pembangunan PLTS Atap fase pertama berkapasitas 2,8 MWp. Keberhasilan tersebut kemudian dilanjutkan dengan fase kedua sebesar 2,4 MWp, sehingga total kapasitas kini mencapai 5,33 MWp.
Baca juga : Program SUN Energy Untuk Memperkuat Transisi Energi Bersih
Instalasi solar panel di fasilitas LamiPak diproyeksikan menghasilkan 7,1 GWh energi bersih per tahun serta menekan emisi karbon hingga 5.645 ton CO₂, setara dengan penanaman 91.130 pohon.
“Bagi LamiPak, investasi PLTS Atap adalah langkah strategis untuk mencapai Zero Nett Carbon Roadmap 2050 serta memastikan pertumbuhan bisnis sejalan dengan tanggung jawab lingkungan. Portofolio ini menegaskan bahwa energi bersih dapat berjalan beriringan dengan standar industri internasional,” ujar Anton Hui, Managing Director LamiPak Indonesia.
SUN Energy menegaskan pencapaian 200 MW ini sebagai awal dari babak baru. Ke depan, perusahaan akan memperluas kontribusi melalui integrasi sistem penyimpanan energi (BESS), inverter efisien, serta solusi monitoring digital untuk mendukung operasi industri 24/7. Kedua melalui SUN Group, SUN Energy memperluas layanan ke teknologi dan komponen sistem energi surya (SUN Terra), solusi elektrifikasi armada dan ekosistem kendaraan listrik (SUN Mobility), hingga teknologi pengelolaan air berkelanjutan (NIRA).
Selain pengembangan teknologi, SUN Energy konsisten memperkuat komitmen ESG melalui tiga hal. Pertama, SUNSHINE (Environmental): fokus pada dekarbonisasi industri dengan PLTS dan teknologi ramah lingkungan. Kedua, SUN RISE (Social): telah menjangkau lebih dari 40.000 peserta dalam edukasi energi terbarukan. Ketiga, SUN RAY (Governance): menegakkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan standar Health, Safety & Environment (HSE) yang terbukti lewat tiga sertifikasi HSE serta laporan keberlanjutan perusahaan.
Dengan fondasi kuat ini, SUN Energy berada pada posisi strategis untuk mempercepat transisi energi, mendukung industri hijau, serta memperkuat daya saing global. Terutama, SUN Energy siap menjadi pilar penting dalam pencapaian target nasional menuju Net Zero Emissions 2060.