Beritakota.Id, Jakarta – Presiden terpilih Prabowo Subianto baru saja memanggil sekitar 49 calon menteri. Dari sekian calon menteri yang dipanggil ada perwakilan dari kader PKB.
“Berpolitik itu, tetap harus berbasis moral, menjunjung tinggi etika dan rasa malu. Pasalnya, politisi itu perlu menilai sikap kepantasan, kepatutan dan bukan sekadar merebut kursi kekuasaan,” ujar Politisi Partai Nasdem, Effendi Choirie kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (16/10/2024).
Baca juga: Berintegritas, Setia Prabowo Dukung Penuh Romo Syafii Bantu Kabinet Zaken
Gus Choi-sapaan akrabnya menjelaskan bahwa dalam berdemokrasi itu ada kompetisi dan kontestasi. Tentu ada yang kalah dan ada menang.
“Yang menang kita beri kesempatan untuk memimpin dan pihak yang kalah harus menerima dengan sportif dan otomatis berada di luar kekuasaan,” ujarnya lagi.
Dengan begitu, kata kader Nahdlatul Ulama itu, jalannya demokrasi menjadi sehat. Karena berdemokrasi dan berpolitik itu menjadi bermoral, beretika dan tahu diri.
“Demokrasi membutuhkan check and balances. Dalam konteks politik hari ini, ada dua contoh yang baik. Yaitu, PDIP yang kalah pilpres (tak ada stetemen dukung kekuasaan) bergabung dan tidak mengajukan nama kadernya masuk kabinet ikut dalam pemerintahan,” paparnya.
Contoh lainnya, lanjut Gus Choi lagi, Nasdem dan PKS yang kalah dalam Pilpres, namun memerima kekalahan dan memberikan dukungan kepada presiden terpilih, Prabowo. Bahkan mendukung pemerintahannya, tapi Partai Nasdem tidak mengajukan kader dan tak ingin masuk dalam pemerintahan.
“Dengan alasan tahu diri, menjaga etika dan tetap mengedepankan moral politik. Artinya, kalau tidak berkeringat, namun ikut menikmati hasilnya. Ya, Itu namanya berpolitik tak punya urat malu, hanya punya kemaluan. Itu prilaku politik Sontoloyo, contoh buruk bagi generasi muda,” tukasnya.