Beritakota.id, Amman, Yordania – Di tengah luka mendalam akibat konflik berkepanjangan di Gaza, kisah pilu keluarga Abu Samur, seorang pengungsi Palestina, menjadi pengingat akan penderitaan kemanusiaan. Keluarga ini, yang sebelumnya tinggal di Khan Yunis, terpaksa mengungsi berkali-kali akibat serangan bom yang tak henti-hentinya, termasuk pengeboman sekolah tempat mereka berlindung.
“Kami dievakuasi ke Yordania,” ujar Abu Samur, ayah dari seorang anak yang kini berjuang melawan malnutrisi. “Anak ini menderita malnutrisi, artinya kondisinya sangat buruk, kesehatannya sangat buruk.”
Keluarga Abu Samur, bersama istri dan anak-anaknya, kini mencari perlindungan di Yordania. Perjuangan mereka mencerminkan rapuhnya kehidupan di Gaza, di mana rumah mereka hancur dan sanak saudara gugur. Sebelum konflik, mereka memiliki kehidupan yang layak dengan usaha perkebunan, namun kini harus berjuang untuk bertahan hidup.

Kabar baiknya, bantuan dari Indonesia terus mengalir. Tim Dompet Dhuafa (DD) hadir di Amman, Yordania, untuk menyalurkan bantuan logistik, kebutuhan sehari-hari, dan perlengkapan hangat kepada keluarga Abu Samur dan pengungsi lainnya.
“Kami memberikan bantuan keperluan sehari-hari, kebutuhan logistik, termasuk pakaian hangat menjelang musim dingin di Yordania,” ungkap Ahmad Juwaini dari DD. “Mereka mengucapkan terima kasih dan apresiasi terhadap bantuan dari Indonesia yang begitu besar.”
Linda, istri Abu Samur, juga berbagi kisah pilu keluarganya. Meskipun diliputi trauma, keluarga ini perlahan mulai bangkit. Anak-anak kembali bersekolah dan beberapa di antaranya bahkan berhasil menghafal Al-Qur’an. Mereka berharap dapat kembali ke Gaza jika situasi membaik.
Dompet Dhuafa mengajak masyarakat Indonesia untuk terus memberikan dukungan kepada para pengungsi Palestina. Bantuan akan difokuskan pada pemenuhan kebutuhan pangan, kesehatan, perlindungan, dan pendidikan.