Beritakota.id, Jakarta – Akademisi Universitas Esa Unggul (UEU) bekerja sama dengan Aliansi Serikat Pekerja FSP ASPEK Indonesia menyelenggarakan Workshop Literasi Keuangan Serikat Pekerja di Antara Heritage Center, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (12/11). Kegiatan ini menjadi langkah strategis memperkuat kapasitas serikat pekerja sebagai aktor penting dalam mendorong tata kelola perusahaan yang lebih adil, transparan, dan akuntabel.
Program ini mendapatkan dukungan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM).
Baca juga : SARBUMUSI Dorong Inklusivitas Jaminan Sosial bagi Pekerja Informal
Workshop difokuskan pada peningkatan pemahaman serikat pekerja dalam membaca dokumen keuangan perusahaan, mulai dari neraca, laporan laba rugi, hingga arus kas. Literasi keuangan dianggap sebagai kemampuan fundamental agar serikat mampu menganalisis data dan memperkuat posisi tawar dalam proses negosiasi.
Akuntan profesional sekaligus akademisi, Dr. Daryanto Hesti Wibowo, menegaskan pentingnya kemandirian serikat pekerja dalam memahami informasi finansial.
“Di lapangan, banyak serikat pekerja masih bergantung pada informasi dari manajemen atau pihak ketiga. Hal ini sering memicu miskomunikasi, kesalahan keputusan, hingga konflik internal,” jelas Dr. Daryanto.
Ia menambahkan, kemampuan membaca data keuangan secara mandiri akan membantu serikat mengambil keputusan lebih akurat dan strategis.
Kegiatan ini juga menjadi momentum peluncuran buku “Literasi Keuangan Serikat Pekerja: Sebentuk Upaya Penguatan”, sebuah panduan praktis yang disusun berdasarkan riset lapangan serta pengalaman pendampingan serikat pekerja.
Selain itu, acara turut menghadirkan perkenalan Aplikasi Digital Serikat Pekerja (DSP). Platform ini dirancang untuk memudahkan serikat dalam mengakses modul literasi keuangan, panduan negosiasi berbasis data, serta menyediakan ruang kolaborasi internal agar proses advokasi berjalan lebih efektif dan modern.
Menurut Akademisi dan Pakar Teknologi Informasi, Dr. Bambang Irawan, transformasi digital menjadi kebutuhan mendesak bagi serikat pekerja masa kini.
“Serikat pekerja perlu bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Dengan data finansial yang akurat dan teknologi yang tepat, posisi tawar serikat akan semakin kuat dan profesional,” ungkapnya.
Sementara itu, Akademisi dan Pakar Komunikasi Politik, Dr. Fajarina, menekankan bahwa di era modern serikat pekerja harus siap menjadi mitra dialog yang kuat, kritis, dan profesional dalam mendorong tata kelola perusahaan yang lebih transparan.
“Literasi keuangan bukan hanya tentang angka, tetapi tentang strategi dan masa depan kesejahteraan pekerja,” tegasnya. (Herman Effendi / Lukman Hqeem)


