Beritakota.id, Tangerang Selatan – Ajang FLOII Expo 2025 menjadi momentum penting bagi kebangkitan industri tanaman hias Indonesia menuju panggung global. Pameran internasional yang digelar di Hall 5 ICE BSD, Tangerang, pada 23–26 Oktober 2025 ini mempertemukan pelaku usaha dari Asia Tenggara, Taiwan, China, Amerika Serikat, hingga Eropa, menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu episentrum hortikultura dunia.
Salah satu yang menarik perhatian dalam pameran bertema “The Botanical Future” ini adalah partisipasi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dari berbagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Indonesia.
Mereka menampilkan beragam hasil karya seperti tissue culture anggrek varietas baru dari Lapas Kelas I Malang, tanaman purba dan aroid dari Lapas Kelas IIA Serang, tanaman bonsai dari Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli, pupuk organik dari Lapas Kelas I Batu, produk serabut kelapa (coir shade) dari Lapas Kelas IIA Garut, hingga mini garden dan tanaman hias dari Rutan Kelas I Tangerang.
Selain itu, Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta turut menampilkan karya seni tari dan musik, termasuk penampilan Zul Zivilia, warga binaan Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur.
Imipas Dorong Ekonomi Hijau dan Kemandirian Warga Binaan
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Jendral (purn) Agus Andrianto menyebut keterlibatan kementeriannya dalam FLOII Expo 2025 sebagai sebuah kehormatan sekaligus tanggung jawab strategis.
“Ini kesempatan baik bagi kami di jajaran Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk mendukung langsung penyelenggaraan FLOII Expo 2025,” ujar Agus dalam sambutannya di ICE BSD, Kamis (23/10).
Menurutnya, FLOII Expo menjadi simbol sinergi lintas sektor yang sejalan dengan arah pembangunan ekonomi hijau sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2025–2029. Pemerintah menargetkan indeks ekonomi hijau 68,34 persen pada 2025 dengan penyerapan 4 juta tenaga kerja hijau, yang meningkat menjadi 77,20 persen dan 5,3 juta pekerja hijau pada 2029.
“Sebagai bagian dari Kabinet Merah Putih, Kementerian Imipas wajib menghadirkan sistem imigrasi yang adaptif, aman, dan berintegritas,” tegas Agus.
Ia juga menekankan pentingnya program pembinaan kemandirian warga binaan yang mencakup ketahanan pangan, UMKM, dan pelatihan kerja. “Kami ingin warga binaan memiliki keterampilan produktif agar bisa menciptakan lapangan kerja baru dan berkontribusi pada pengentasan kemiskinan,” tambahnya.
Jika rata-rata pendapatan hasil kerja warga binaan mencapai Rp700 ribu per bulan, lanjut Agus, maka program pemasyarakatan sudah ikut menekan angka kemiskinan nasional.
Srikandi Merah Putih Dukung UMKM Warga Binaan
Turut hadir dalam acara tersebut Yayasan Srikandi Merah Putih, yang digandeng langsung oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk mendukung pengembangan UMKM warga binaan.
Ketua Yayasan Srikandi Merah Putih H. Amir mengungkapkan kebanggaannya dapat terlibat dalam program pembinaan ini.
“Kami hadir diundang oleh Bapak Dirjen Imigrasi dan sangat bangga bisa mensupport UMKM warga binaan. Langkah ini akan terus kami lanjutkan ke seluruh lapas di Indonesia,” ujarnya.
H. Amir menjelaskan, yayasan yang dipimpinnya aktif membantu produk UMKM agar naik kelas dan menembus pasar nasional hingga internasional.
“Kami semua bertujuan untuk memajukan UMKM di seluruh Indonesia, khususnya milik warga binaan. Ini sejalan dengan pesan Pak Menteri untuk terus maju dan ikut mengurangi kemiskinan,” tegasnya.
Ia menambahkan, saat ini Yayasan Srikandi Merah Putih dipercaya oleh Kementerian Imipas untuk mendampingi program pemberdayaan di 633 lapas se-Indonesia. “Mohon doa agar langkah ini berjalan lancar. Kami ingin para srikandi menjadi bagian dari perjuangan memerangi kemiskinan di Indonesia,” ujar Amir.
Artis Dea Lestari Turut Aktif
Sementara itu, artis Dea Lestari yang juga juru bicara Yayasan Srikandi Merah Putih menyampaikan optimismenya terhadap sinergi ini.
“Ini kesempatan baik bagi kami untuk berkontribusi lebih luas dalam program pemasyarakatan, terutama pemberdayaan UMKM di lapas-lapas Indonesia,” katanya.
Ia berharap kerja sama dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan terus berlanjut agar manfaatnya semakin dirasakan masyarakat luas.
Yayasan Srikandi Merah Putih saat ini dipimpin oleh H. Amir (Ketua Yayasan), Lutfi Gillian (Dewan Pembina), Florina (Sekretaris), Dea Lestari (Bendahara), serta sejumlah anggota dari kalangan artis seperti Metta Permadi, Jackie Kezia, Dame Aning, Aurelly, Steffany Florina, dan Mutiara.


