UNHAS Makassar Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik Secara Luas

Beritakota.id, Makasar – Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi tuan rumah penting dalam mendorong percepatan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia melalui acara Gatrik Goes to Campus (GGTC), yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama ENTREV, Senin (25/11/2024) lalu.

banner 336x280

Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Ida Nuryatin Finahari, melalui sambutan yang dibacakan oleh Pandu Satria Jati, Koordinator Humas dan Layanan Informasi Publik, menegaskan pentingnya kendaraan listrik sebagai solusi transportasi masa depan. Pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem ini melalui regulasi seperti Perpres dan pemberian insentif konversi sepeda motor listrik.

“Kendaraan listrik tidak hanya efisien, tetapi juga menjadi kunci menjaga kualitas udara yang bersih serta mengurangi emisi gas rumah kaca,” kata Ida. Ia juga menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor untuk memperluas adopsi kendaraan listrik di Indonesia.

Ketua Departemen Teknik Elektro Universitas Hasanuddin, Prof. Faizal Arya Samman, menekankan peran strategis perguruan tinggi dalam mempercepat transformasi menuju teknologi kendaraan listrik.

“Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar untuk menghasilkan riset inovatif yang dapat dihilirkan ke industri serta mencetak sumber daya manusia unggul. Universitas Hasanuddin berkomitmen menjadi bagian dari solusi pengembangan ekosistem kendaraan listrik,” ujar Faizal.

Baca juga : Tips Aman Berkendara dengan Mobil Listrik di Segala Kondisi

Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan, M.P. Dwinugroho, melalui Andi Hanif, Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda, mengungkapkan kemajuan signifikan yang telah dicapai. Hingga September 2024, telah dibangun lebih dari 1.800 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan 1.882 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di seluruh Indonesia.

“Infrastruktur ini menjadi tulang punggung ekosistem kendaraan listrik yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Project Coordinator ENTREV, Eko Adji Buwono, menyoroti pentingnya integrasi kebijakan dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan.

“ENTREV, didukung oleh Global Environment Facility melalui UNDP, berfokus pada integrasi kebijakan lokal dan pemberdayaan masyarakat dalam membangun ekosistem KBLBB yang berkelanjutan. Keberhasilan transisi ini bergantung pada sinergi semua pihak,” ujar Eko.

Direktur Konservasi Energi pada Direktorat Jenderal EBTKE, Hendra Iswahyudi, melalui Arifuddin, Koordinator Perencanaan Program, menekankan pentingnya konversi sepeda motor konvensional ke motor listrik. Pemerintah optimistis mencapai target tujuh juta motor listrik pada 2030, didukung insentif konversi hingga Rp10 juta per unit.

“Konversi ini tidak hanya mengurangi emisi CO2 tetapi juga meningkatkan efisiensi biaya operasional masyarakat,” ujar Arifuddin.

Kepala Bengkel Jurusan Otomotif UPT SMK Negeri 10 Makassar, Muhlis Asikin, berbagi pengalaman praktik konversi motor listrik.

“Kami bangga menjadi bagian dari program ini. Bengkel kami tidak hanya memberikan solusi teknis tetapi juga membuka peluang karier baru bagi siswa, sekaligus mendukung transisi energi nasional,” tuturnya.

Acara Gatrik Goes to Campus di Universitas Hasanuddin ini menjadi simbol sinergi lintas sektor dalam menghadirkan solusi konkret menuju energi bersih di Indonesia. Kebijakan pemerintah, inovasi teknologi, kontribusi akademisi, dan keterlibatan masyarakat diharapkan terus bergerak seiring untuk membangun ekosistem kendaraan listrik yang inklusif dan berkelanjutan.

Kolaborasi semacam ini menjadi langkah strategis dalam mewujudkan Indonesia yang lebih hijau dan ramah lingkungan. (Herman Effendi/Lukman Hqeem)

banner 728x90
Exit mobile version